Bonek Jember Tunjukkan Serpihan Tengkorak

Jember, SMN
Ryan Bachtiar, Bonek Jember yang menjadi korban penganiayaan oknum polisi khusus kereta api, menunjukkan serpihan tulang tengkorak di depan persidangan di Pengadilan Negeri Jember, Senin (27/12).
Sidang tersebut menghadirkan dua orang saksi, yakni Hendra Budiarto (pegawai PT KAI Daerah Operasional IX) dan Hendra Pramana (kawan Ryan). Keterangan dua orang tersebut berbeda 180 derajat.
Hendra Budiarto mengatakan, terdakwa Nanang M. Sholeh, hanya menempeleng Ryan, saat berada di atas kereta api Mutaiar Timur, Minggu (17/1/2010) dinihari. Sementara Hendra Pramana menegaskan, Ryan dua kali dipukul di bagian wajah dan perut.
Perbedaan kesaksian ini membuat R. Hendral, ketua majelis hakim, mengingatkan kedua saksi untuk tidak memberikan keterangan bohong. Ia mengatakan kepada Hendra Budiarto untuk menyatakan tidak tahu, jika memang tidak tahu.
R. Hendral lantas memanggil Ryan untuk maju ke persidangan dengan membawa serpihan tengkorak. Serpihan tengkorak ini diletakkan di dalam sebuah wadah plastik berwarna merah muda. Ryan juga diminta menunjukkan kepalanya yang dijahit pascaoperasi kepada Hendra Budiarto. "Ini konon tengkorak. Ini hasil akhirnya (dari insiden di atas kereta api tersebut). Apa seperti itu seharusnya kejadian di PT KAI," tanya Hendral kepada Hendra Budiarto.
Hendral menanyakan prosedur perlakuan standar bagi penumpang tak bertiket. "Kan bisa diturunkan, tidak usah dipukul. Coba kalau tengkorak Anda yang copot, syukur Anda masih bisa bicara," katanya.
Hendral meminta kepada Hendra Budiarto untuk tak mengada-ada dalam memberikan kesaksian. "Seharusnya Saudara mencegah (aksi kekerasan polsuska). Dari Sabang sampai Merauke, tidak boleh petugas memukul, harus mencegah," katanya.
Hendral juga menasihati Ryan dan Hendra Pramana, ahar membayar tiket jika baik kereta api. Dalam kejadian tersebut, Ryan dan Hendra sendiri yang rugi. Seperti Ryan, Hendra juga sempat dirawat di puskesmas karena terluka setelah memaksakan diri melompat dari atas kereta api yang tengah berjalan.
Sebagaimana diberitakan, penganiayaan terhadap Ryan terjadi Minggu (17/1/2010) dinihari. Ryan bersama dua kawannya sepulang nonton pertandingan Persebaya melawan Arema di Surabaya, naik kereta api Mutiara Timur Malam tujuan Banyuwangi dari Stasiun Tanggul Jember.
Kehabisan uang saku karena harga tiket pertandingan yang melambung, mereka naik kereta api itu tanpa membayar karcis. Mereka berpikir, tidak akan ada pemeriksaan tiket penumpang. Toh, jarak Tanggul dengan Jember hanya 30 kilometer.
Sialnya ternyata kondektur melakukan pemeriksaan tiket. Ryan yang bersembunyi di toilet ketahuan. Ia mengaku tak punya tiket dan minta maaf. "Saya kehabisan uang," katanya.
Kondektur hanya memarahinya. Namun polsuska bernama Nanang langsung menghujani Ryan dengan pukulan di ulu hati dan wajah. Saat terjatuh, kepala pemuda yang baru berusia 17 tahun saat kejadian itu langsung ditendang oleh Nanang. "Saya juga dinyos (disundut) dengan rokok," kata Ryan, menunjukkan bekas sundutan di wajah dan bahunya.
Ryan pun pingsan. Ia menderita gegar otak, dan tempurung kepalanya harus diganti dengan tempurung kepala buatan. Ia juga terpaksa cuti sekolah di SMA Pahlawan selama dua tahun. "Psikiater memintanya cuti, Pak, karena kemampuan (otak)-nya cuma 60 persen," kata Wiwin, ayah Ryan. (edi)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Bonek Jember Tunjukkan Serpihan Tengkorak"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA