Warga Miskin Kediri Mulai Keluhkan BPJS 2014
Posted in |
KEDIRI, SMN - Program BPJS Kesehatan 2014 terlihat kurang begitu dipahami
sebagian besar masyarakat.Program penyesuaian kesehatan yang digagas oleh
Pemerintah Pusat dan harus diterapkan oleh seluruh Pemerintah Daerah Kota dan
Kabupaten seluruhnya mulai dikeluhkan masyarakat miskin.Seperti yang dialami
Seorang perempuan miskin di Kediri yang harus dikenai biaya oleh rumah sakit
milik pemerintah daerah, meskipun memegang Kartu Jaminan Kesehatan (Jamkesmas).
Nasib
memilukan itu dialami Tri Suprapti, warga Dusun Boro RT 02/RW 04 Desa
Banjaranyar, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Dalam keadaan berduka, ia harus
mengeluarkan biaya pemuatan jenasah suaminya Sunardi dari RSUD Gambiran Kota
Kediri.
Bahkan,
Tri Suprapti juga harus menghutang kesana-kemari untuk membayar uang jaminan
sebesar Rp 1.800.000, karena nama sang suami di Kartu Jamkesmas tidak sesuai
dengan KTP. Padahal, ia telah menyerahkan surat keterangan kesamaan identitas
itu dari Kepala Desa Banjarayar.
“Nama
suami saya di Kartu Jamkesmas katanya tidak sesuai dengan KTP, sehingga saya
diminta menyerahkan uang jaminan. Saya sudah mencari surat keterangan dari
desa, dan sudah serahkan kepada petugas rumah sakit. Tetapi sampai saat ini,
uang jaminan itu belum dikembalikah, dengan alasan kantor keuangan sudah
tutup,” aku Tri Suprapti, Jumat (24/1/14)
Tri
menambahkan, pihak rumah sakit meminta uang biaya pemulangan jenasah sebesar Rp
20.000 kepadanya. Meskipun sebagai pasien jamkesmas, tetapi almarhum Sunardi
dinyatakan bukan pasien rujukan. Sehingga tetap diwajibkan membayar.
Arif
Witanto, selaku Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jawa Timur menyesalkan
tindakan rumah sakit dan pemerintah. Pasalnya, peluncuran program kesehatan
BPJS justru menambah beban bagi masyarakat miskin.
“BPJS
ternyata malah menambah beban terhadap masyarakat miskin peserta jamkesmas.
Kenyataannya pasien jamkesmas yang awalnya bebas biaya ambulan, kini justru
dikenakan biaya”, kecam Arif.
Menurutnya,
BPJS merupakan program kesehatan yang gagal. Pasalnya, dengan lahirnya BPJS,
upaya pemerintah dalam meningkatkan jaminan kesehatan kepada masyarakatnya,
justru mengalami kemunduran.
Sunardi
pasien jamkesmas menjalani perawatan di RSUD Gambiran Kota Kediri. Suami Tri
Suprapti itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit. Pihak
keluarga kemudian membawa pulang jenasah dengan mobil ambulan rumah sakit.
Keluarga
diminta menyerahkan uang jaminan karena identitas Sunardi di kartu jamkesmas
tidak sesuai dengan KTP. Selain itu, mereka juga diminta menebus biaya
pemulangan jenasah, karena dianggap bukan pasien rujukan. (ko)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Warga Miskin Kediri Mulai Keluhkan BPJS 2014"
Post a Comment