Dugaan Penyimpangan di UPTD Pertanian Baron



NGANJUK, SMN - Setelah dugaan adanya penyimpangan pada pelaksanaan bansos kegiatan pengembangan SRI (System of Rice Intensification) oleh UPTD pertanian kecamatan Baron ternyata hal ini juga terjadi pada program kegiatan bansos optimasi lahan.
Seperti yang disampaikan oleh kelompok tani Kemaduh jaya dari desa kemaduh Baron yang mendapat optimasi lahan dengan benih padi jenis ciherang ini menuturkan bahwa kebutuhan saprodi di drop melalui dinas sehingga ketika dana turun langsung harus setor ke bu Anik bendahara UPTD pertanian Baron sesuai dengan perintah dari Ka UPTD.

Menurut ketua klomtan Kemaduh jaya yang juga menjabat sebagai sekdes kemaduh ini bahwa kelompok hanya menerima saprodi dan alsintan yang kelompok diberi dana sebesar Rp 10.700.000,- untuk membeli alsintan dan dana sejumlah Rp 500.000,- sebagai biaya garap yang pada akhirnya diberikan kepada kuli dan truk prngangkut pupuk dan barang sebesar Rp 210.000,- jadi praktis kelompok hanya menerima sisanya yaitu sebesar Rp 290.000,- yang tidak bisa dibagikan kepada anggota. 
Bahkan pupuk masih tersimpan di rumah ketua dan rencananya akan dijual untuk menutupi kekurangan biaya tanam. Ketua klomtan Kemaduh jaya menjelaskan kepada SMN bahwa walaupun mengetahui RUKnya tetapi tetap tidak berani protes karena alasan yang sama dengan klompok lain yaitu takut kedepannya tidak mendapat bantuan lagi bila dianggap sebagai kelompok tani yang “tidak manut”. Lagi lagi alasan ini seakan menjadi tameng bagi dinas untuk bisa berbuat semaunya terhadap kegiatan pemerintah untuk kelompoktani.Seperti diketahui bahwa untuk optimasi lahan mendapat pelaksanaan kegiatan sebesar Rp 41.500.000,-. Bila ternyata betul yang diterima klomtan hanya itu saja memang yang menjadi pertanyaan adalah kemana sisanya? Bersambung… [ JK/RMB]
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Dugaan Penyimpangan di UPTD Pertanian Baron"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA