Bupati Ponorogo dengan Manajemen Blusukan
Posted in |
PONOROGO, SMN - ”Blusukan” adalah
kinerja yang fokus dilapangan dengan dukungan administrasi yang baik. Dari desa
ke desa, dari pengajian kepengajian, menyapa rakyat yang terpinggirkan, dan
terakhir malah blusukan dari pasar kepasar untuk meyakinkan dan mengajak
masyarakat ikut menjadi akseptor Keluarga Berencana (KB). H. Amin, SH, bupati
Ponorogo dianggap tebar pesona, ketika ingin tahu kekuatan rakyat yang
sebenarnya, dan kalau boleh dibilang, Amin, mungkin satu-satunya bupati di
indonesia yang tidak mengenal lelah, tidak ada istirahatnya, karena gampir
setiap hari menyapa rakyatnya.
Kinerja
blusukan yang dilakukan Amin mungkin dirasa aneh, tapi dampaknya sangat positif
bagi kelangsungan gidup masyarakat, dan masyarakatpun merasa diperhatikan.
“Untuk memelihara binatang dan tanaman, literatur mengajarkan bagwa makhluk itu
suka diajak bicarqa bersahabat. Mereka tidak hanya membutuhkan makanan, ait dan
pupuk, tetapi juga butuh belaian kasih si pemeliharanya. Semakin disayang,
tanaman-tanaman akan lebih subur dan sehat daripada cuma disiram atau dipiupuk
sehebat apapun. Apalagi manusia, kasih sayang dan dimanusiakan, merupakan
kebutuhan primer. Memanusiakan manusia sambil sesekali bersikap tegas tergadap
yang memarjinalkan manusia. Itu makna blusukan bagi saya”, kata bupati Amin.
Blusukan yang
dilakukan bupati amin bisa menggerakkan partisipasi masyarakat secara
berkesinambungan, supaya mereka menjadi bagian dari solusi permasalahan di
daerahnya. Dan rakyatpun suka menerimanya.” Pendekatan tersebut sudah
menunjukkan hasil, meski ada pihak-pihak yangmerasa dirugikan, karena saya
menyampaikan ke masyarakat secara transparan”, jelasnya.
Sementara
ditempat lain, Sutiyas Hadi Riyanto, salah satu anggota DPRD Kabupaten Ponorogo
dari PDI-P mengatakan, kalau Humas Pemkab Ponorogo pintar dan jeli, kegiatan
bupati Amin bisa melebihi pemberitaan Joko Wi (Gubernur DKI). “Saya perhatikan
ada yang salah telah dilakukan Humas Pemkab Ponorogo, dan kesannya tidak
mendukung apa yang dilakukan bupatinya. Padahal Humas Pemkab didaerah manapun
bisa menjadi ujung tombak, dan bisa memback-up kegiatan pemegang kendali,
pemegang otoritas tertinggi daerah, yaitu bupati”, ungkapnya dengan nada heran.
Menurut
Sutiyas, bupati mana yang begitu simultan kinerjanya, tidak mengenal lelah
memaparkan kinerja pemerintahannya kepada seluruh rakyat ponorogo kalau bukan
bupati Amin. “Bagi saya kalau PNS tidak loyal kepada atasanya, ya harus diberi
pembinaan, kalau tidak bisa dibina itu berarti menghambat kinerja, ya harus
disikat saja...!!!”, tegas Sutiyas.
Sutiyas juga
mengacungi jempol untuk konsep blusukan yang dilakukan Amin, diantaranya cinta
kepada rakyat banyak dan siap melayani secara konsisten. Kemudian peduli kepada
tata ruang dan punya konsep solusi. “Amin juga tahu kekuatan masyarakat dan
lingkungan. Amin juga mampu menguasai pendekatan komprehensif seperti,
Interkorelasi,Interdependensi, dan interdisiplin”, tambahnya.
Sutiyas
mengakui, meski termasuk kosa kata baru “Blusukan” bisa menjadi kunci perubahan
yang harus dilakukan semua pejabat di Ponorogo. “Namun tentunya harus ada
pemahaman manajemen, agar tidak diolok-olok sekedar menjadi tebar pesona”,
pungkasnya. (tim)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Bupati Ponorogo dengan Manajemen Blusukan"
Post a Comment