World Bank Tertarik Investasi Eceng Gondok



LAMONGAN, SMN - Eceng gondok ternyata tidak hanya menjadi masalah klasik di Indonesia namun sudah mendunia diantaranya yakni terjadi di Afrika Selatan. Namun negara yang terkenal dengan padang safananya tersebut telah sukses memanfaatkan eceng gondok sebagai briket (bahan bakar), tenaga listrik, pupuk, handy craft dan bahkan sampai pada air minum. Melihat potensi tanaman penghisap air tersebut begitu sangat melimpah, World Bank (Bank Dunia) menjadikan Lamongan sebagai pilot project dan akhirnya mereka tertarik untuk melakukan investasi.

Rombongan sebanyak lima orang yang terdiri dari orang World Bank, yakni Direktur ahli teknis pemanfaatan eceng gondok dari Afrika Selatan Hans J. Hendriks dan rekannya ahli keuangan (pendanaan) dari Amsterdam, Eelco P. Kanters yang didampingi oleh ketua tim sekaligus pendamping project eceng gondok wilayah pantura dari ITS Suharmadi Sanjaya, diterima langsung oleh Bupati Lamongan Fadeli beserta jajaran terkait, bertempat di Quest House, kemarin siang.
Dalam paparannya Suharmadi Sanjaya mengatakan, sampai saat ini di India dan Afrika Selatan telah sukses menjadikan eceng gondok tidak hanya sebagai musuh (hama) di perairan namun juga sebagai sahabat. “Dengan melakukan pengolahan lingkungan dan konservasi energi yang tepat negara-negara tersebut telah sukses mengolah eceng gondok sebagai sesuatu yang komersial, pupuk misalkan,” kata dia.
            Di Afrika Selatan, lanjut Suharmadi, di sektor pengolahan energy, eceng gondok mempu menghasilkan minimal 1 mega watt tenaga listrik. “Jika anda mempunyai mobil listrik itu bisa dimanfaatkan sebagai pengisi daya,” katanya. Semetara itu, di DKI Jakarta di wilayah Kademangan Utara diolah menjadi kompos dan briket.
            Teknologi yang diterapkan dalam pengolahan eceng gondok ini tidak berbau jadi aman meskipun lokasinya berada di pemukiman padat penduduk. Selain itu, mereka menggunakan teknologi/mesin yang tidak rumit/tidak berukuran besar.
Sehingga cukup membutuhkan lahan sekitar 2-3 hektar saja untuk membangun pabriknya. Dalam pengolahan pupuk di Afrika, pabrik mereka dapat menghasilkan sekitar 200.000 ton/hari baik dalam bentuk serbuk maupun cair, juga aman karena tidak berbahan kimia. “Jadi cocok untuk tanaman yang berdekatan dengan tambak seperti yang banyak ada di Lamongan ini,” imbuhnya.
            Sementara itu, Bupati Fadeli menyambut baik kerja sama tersebut. Meskipun pada 6-7 tahun lalu Lamongan pernah memiliki pabrik untuk mengolah eceng gondok menjadi pupuk namun usaha tersebut akhirnya mengalami kegagalan karena belum menemukan teknologinya yang tepat.
 “Tiap tahun kita memburu eceng gondok ini. Justru ini mencari eceng gondok untuk industri, energi dan sebagai usaha UKM. Ini tidak lagi meneliti tapi sudah praktek. Saya menyambut baik ini. Karena orang-orang ini langka yang bisa membuat sesuatu yang bermanfaat,” tandasnya. Pihak World Bank sendiri mengaku siap beroperasi dalam kurun waktu 6 bulan ke depan untuk memanfaatkan eceng gondok di Lamongan. (fi)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "World Bank Tertarik Investasi Eceng Gondok"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA