Dugaan Korup Dana Bansos di Kemenag Kabupaten Kediri



KEDIRI, SMN - Alih-alih mendapatkan kucuran dana bantuan social yang diperuntukkan bagi 3 Gereja yang terdapat di Kabupaten Kediri untuk perbaikan maupun untuk keperluan lain- lain terhadap Gereja, namun tidak demikian yang terjadi dengan salah satu dari 3 (tiga) yang akhirnya tidak dapat meniknati dana bansos tersebut.
Ketiga gereja yang mendapatkan kucuran dana dari pusat tersebut antara lain, gereja Yohanes Bosco Gringging, gereja santa catarina, sumberbentis, dan gereja Maria gafani, ngablak. Yang masing-masing gereja rencananya dikucurkan dana bansos sebesar Rp 100 juta.
Kementrian agama Kabupaten Kediri melalui slasi Katolik, Suko Pranyoto membenarkan adanya bantuan kepada gereja-gereja tersebut dan mengaku telah semuanya disalurkan. “Memang benar ada bantuan dana, untuk bantuan dana itu semuanya sudah disalurkan ke tempatnya masing-masing, karena kami sifatnya hanya menyalurkannya saja,”tandasnya.
Terkait adanya salah satu gereja yaitu gereja santa catarina, Sumberbentis yang pada akhirnya tidak jadi menerima bantuan sosial tersebut (sebelumnya Suko mengatakan telah menyalurkan semua bantuan, red) Kemenag menuturkan kalau bantuan untuk gereja santa catarina tidak bisa kami berikan dikarenakan gereja tersebut tidak memiliki sertifikatnya.
Setelah ditelusuri kebenaran pernyataan tersebut, wartawan Suara Media beserta Tim investigasi menemukan fakta dilapangan yang mengejutkan soal pencairan dana-dana bantuan social yang diperuntukkan bagi rumah ibadah itu.
Menurut seorang narasumber yang terlibat langsung dalam rapat pencairan dana, yang pada saat itu dalam rapat juga dihadiri oleh Suko selaku slasi katolik dari Kemenag, menjelaskan “Penjelasan kemenag sangat tidak beralasan jika mengatakan kalau gereja Santa Catarina tidak bersertifikat”. Singkatnya.
Menanggapi hal ini Suko mengatakan, “kedua gereja yang lain memikili sertifikat, akan tetapi dipegang oleh Romo,”jelasnya. Saat penelusuran beranjak ke status gereja, ternyata ketiga gereja memiliki sertifikat dan semuanya dipegang oleh Romo, dan hal itu dibenarkan oleh narasumber dilapangan.
Anehnya, mengapa hanya 2 (Dua) gereja yang tetap mendapatkan kucuran dana bansos yang telah diupayakan oleh salah satu anggota DPR Ri komisi I dari Fraksi PDI-P, Theodorus Jacob Koekerits yang belum lama ini telah berpulang akibat kecelakaan lalu lintas. Apabila kenyataanya ke tiga sertifikat gereja samua dipegang oleh Romo? Ataukah karena tidak menghendaki adanya potongan yang dilakukan Kemenag, sehingga dana yang semestinya direkomendasi ke gereja tersebut dialihkan ke gereja lain? Menarik untuk diikuti penelusuran dugaan penyelewengan dana bansos edisi selanjutnya.
Pasalnya, dalam rapat pencairan anggaran, gereja santa catarina menolak dengan tegas permintaan Kemenag memotong 10% dari 100 juta tiap-tiap gereja. Seperti yang diceritakan narasumber kepada Tim investigasi, “ permintaan potongan 10% itu diucapkan oleh Suko sendiri dalam rapat yang dihadiri juga oleh orang-orang yang nantinya mendapatkan bantuan dana” geramnya. Sehingga ditengarai, dari penolakan inilah akhirnya dana bansos bagi gereja dipedalaman itu dialihkan ke gereja yang lain.
Kuat dugaan adanya unsure korup dalam Kemenag terkait kucuran dana bansos pernah dibantah Suko pada beberapa kesempatan saat Tim melakukan konfirmasi, akan tetapi hal itu tidak serta merta menyurutkan hembusan aroma tidak sedap di jajaran Kemenag, kepada masyarakat luas.sesama solidaritas jema'at berencana akan menyikapi permasalahan yang telah terjadi. Karena tidak seharusnya bantuan bagi rumah ibadah dijadikan kensumsi kepentingan kotor pemangku kebijakan. (her)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Dugaan Korup Dana Bansos di Kemenag Kabupaten Kediri"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA