Pemerintah Dipandang WALHI Tumpul Hadapi Pengurugan Proyek Tol JDP
Posted in |
BALI, SMN - Sorotan WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup) Bali terus digulirkan. Penolakan adanya pengurugan yang
dilakukan rekanan penggarap proyek tol JDP (Jembatan Diatas Perairan) Benoa-Tuban-Nusa
Dua tak henti-hentinya disuarakan melanggar bahkan diduga akan mencemari biota
perairan laut dangkal areal sekitar.
Terakhir,
Walhi pun keras mengkritisi pemerintah. Dipandang tumpul, tidak mampu bersikap
tegas padahal telah mengetahui adanya pelanggaran yang ditimbulkan. Bahkan
Dinas Kehutanan Provinsi Bali,
diketahui telah menerbitkan SK tertanggal 8
Agustus 2012, isinya menyatakan agar pengurugan pesisir pantai sekitar proyek
dihentikan. Apalagi material pengurugan dari limestone, material yang diduga
kuat bisa mencemari bahkan merusak biota sekitar.
Pengurugan
supaya dihentikan, tidak saja digulirkan Dishut Bali melalui surat yang
disampaikannya pada pihak proyek JDP. Dinas Lingkungan Hidup Bali, pun bersikap
hampir serupa. Disebutkan bahwa pengurugan harus dihentikan. Menyarankan supaya
Amdal direview ulang dengan alasan, pengajuan pengurugan tak sepanjang yang
dilakukan saat ini oleh pihak proyek.
“Jika
berdasarkan Amdal yang diajuakan, kami tidak melihat kalimat akan adanya
pengurugan. Bahwa kemudian pihak Dinas Kehutanan dan DLH Bali menerbitkan surat
seperti itu, sepatutnya kami dikasih tahu supaya kami pun mengetahui adanya
sikap pemerintah seperti itu,” ujar I Wayan Suardana, SH, atau yang familiar
dipanggil Gendo itu, kepada wartawan.
Satu hal lagi,
imbuh Gendo, jika pihak provinsi telah bersikap melalui penerbitan surat,
harusnya aktivitas pengurugan dihentikan. Tidak seperti yang terjadi,
pengurugan terus dilakukan. “Bahkan hingga beberapa hari lalu, pun kami masih
melihat adanya aktivitas itu. Kenapa masih dibiarkan?” kata Gendo, bertanya.
Sementara itu,
menurut informasi yang berhasil dihimpun awak media ini, menyebutkan bahwa
pengurugan dilakukan sebagai akses dalam pemasangan tiang pancang. Areal proyek
yang merupakan kawasan perairan dangkal, cukup menghambat aktivitas armada
proyek mencapai tempat pemasangan tiang pancang sebagai penopang dasar jembatan
tol.
Pembangunan
tol itu sendiri, dilakukan untuk mengurai kemacetan secara khusus wilayah Bali
Selatan. Kepadatan kendaraan melintas, baik roda empat maupun roda dua semakin
parah. Kondisi itu tentu saja merupakan kendala bahkan masalah yang harus
dipecahkan Bali sebagai salah satu daerah kunjungan wisata internasional. Itu
apalagi, Bali bakal menjadi tempat pertemuan para pejabat Negara-negara Asia
Tenggara dalam APEC Sumit pada 2013 mendatang.
Lantas, jika
pengurugan menjadi kendala, bisakah tol JDP selesai menjelang moment penting
itu dilaksanakan? Itulah kiranya pertanyaan harus dijawab semua pihak. Duduk bersama mencari solusi terbaik untuk
mengakomodir semua kepentingan public. Tidak mengedepankan kepentingan pribadi,
atau golongan yang mengatasnamakan masyarakat. (Wir)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Pemerintah Dipandang WALHI Tumpul Hadapi Pengurugan Proyek Tol JDP"
Post a Comment