Satu Pekerja Proyek Tewas Tertimpa Tiang pancang di Proyek Jalan Tol Bali
Posted in |
BALI, SMN
- Pekerja
yang tewas di proyek jalan tol Benoa-Serangan-Ngurah Rai akan menerima santunan
dari jasa raharja. sebelumnya, Sumardiyanto (31), tewas saat menggarap proyek
di paket 4 mega proyek tersebut. “Setelah otopsi selesai, langsung diterbangkan
dengan Garuda ke Yogyakarta, rencananya pukul 15.00 wita sore ini. Dari sana,
perwakilan Waskita Karya di Yogya akan mengurus kepulangan sampai ke rumah
duka,” jelas Djoko Julianto, Kepala Sumber Daya Manusia (KSDM) PT Waskita
Karya.
Menurut Djoko, korban merupakan tenaga harian yang
dipekerjakan sesuai keahliannya di proyek tersebut. Namun, pihaknya membantah
tudingan tidak adanya upaya keselamatan kerja pada saat melakukan pekerjaan.
Pimpinan proyek, Benny Pandjaitan mengungkapkan, hingga saat
ini ia belum tahu persis kronologisnya. Pihaknya memfokuskan untuk kepulangan
jenasah dan pemberian santunan kepada keluarga korban. “Sebelum dan sesudah
kejadian atribut yang digunakan lengkap sesuai prosedur keselamatan,” jelas
Benny Pandjaitan.
Hanya saja, hal itu sedikit berseberangan dengan sertifikat
penghargaan Kemenakertrans terkait Kecelakaan Nihil yang pernah dikantongi PT
Waskita Karya saat mengerjakan proyek Pematangan Lahan PT Krakatau Steel, 2011
lalu.
Penghargaan itu menyebutkan, program keselamatan dan
kesehatan kerja mencapai 1.331.304 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja. “Standar
prosedur yang sama juga kita terapkan di proyek ini,” kata Benny Pandjaitan.
Pekerjaan paket 4 proyek jalan Tol 12 kilometer yang
menghubungkan Pelabuhan Benoa-Tanjung Benoa dan kawasan Nusa Dua itu, memasang
7.500 tiang pancang dan baru terselesaikan sekitar 40% pekerjaan.
Sementara, Drajad Herry Suseno, humas Jasa Marga memberikan
keterangan, kecelakaan yang terjadi murni kecelakaan kerja. Pihaknya juga
meminta kepada general superintendent masing-masing paket untuk meningkatkan
pengawasan, kewaspadaan dan kehati-hatian agar kejadian yang sama tidak
terulang lagi. “Pemenuhan standar K-3 saja ternyata tidak cukup, prinsip
kehatia-hatian harus dikedepankan. Ini merupakan human error,” jelasnya.
Sementara, AKP Subiran, Kapolsek KP3 Benoa mengatakan, tetap
dilanjutkan dengan memanggil sejumlah saksi atas peristiwa tragis tersebut. “Kami
mengumpulkan keterangan dari bawah dulu dan besok rencananya akan memanggil pimpinan
proyek,” jelas Subiran.
Orang yang sudah diperiksa menurut Subiran, masih dalam
level saksi. Sedangkan, kronologis kejadian menurut versi Polsek KP3 Benoa yang
menangani masalah itu, sebelum kejadian naas itu terjadi, korban bersama dua
orang rekan sekerjanya melansir tiang pancang dari truk untuk diturunkan ke
lokasi pemancangan.
Secara kronologis, korban Sumardiyanto, berdiri diatas
tumpukan tiang pancang yang salah satunya berposisi miring. Apesnya, limestone
atau tanah urug kapur bergeser karena tergerus air yang mulai surut. Akibatnya,
begitu tali tiang pancang dilepas oleh korban, tumpukan tiang dibawah tidak mampu
menahan dan akhirnya rubuh. “Dua temannya berhasil lari ke atas dan selamat.
Tapi korban sendiri justru lari kebawah dan tubuhnya tertimpa tiang itu,” jelas
Subiran.
Sementara, Kholik dari Bagian Teknik PT Waskita Karya
mengatakan, satu tiang pancang memilki bobot sekitar 2,8 ton hingga 4,8
ton. “Panjang tiang panjang antara 7
sampai 12 meter dan per meternya berbobot 400 kg,” jelas Kholik. (wir)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Satu Pekerja Proyek Tewas Tertimpa Tiang pancang di Proyek Jalan Tol Bali"
Post a Comment