Pesimistis Pengatapan GOR Tepat Waktu
Posted in |
NGAWI, SMN - Kalangan wakil rakyat pesimistis
proses pengatapan GOR Ngawi bakal teralisasi tepat waktu. Alasannya, deadline
pengerjaan dinilai mepet karena tinggal 115 hari. Padahal, pemesanan pelat baja
jenis WF saja setidaknya membutuhkan waktu dua bulan.
Karena itu, Komisi IV DPRD Ngawi
mengusulkan untuk melakukan retender atau tender ulang. “Kalau tetap dipaksakan
saya yakin molor, karena pengatapan itu setidaknya butuh waktu lima bulan
hingga delapan bulan”, kata Ketua Komisi IV Budi Purwanto.
Menurut dia, jika Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Ciptakarya dan Kebersihan memaksakan untuk melakukan tender,
kualitas mega proyek tersebut dikhawatirkan tak sesuai harapan. Sebab, dengan
mepetnya waktu dimungkinkan pengerjaan dilakukan asal-asalan. Padahal, lanjut
Budi, pemasangan atap membutuhkan keahlian khusus dan peralatan yang canggih. “Lebih
baik retender dan direncanakan lebih matang”, tambahnya.
Politikus PPP ini mengatakan, jika
proses lelang dilaksanakan September mendatang akan berpotensi menambah masalah.
Rekanan, kata dia, bakal dikenai denda jika pengerjaan molor. Mengacu pada
nilai proyek yang mencapai Rp 5,7 miliar dikalikan jumlah waktu keterlambatan,
dipastikan dendanya cukup besar. “Kalau rekanan cerdas tidak mau ikut lelang
karena ini berisiko (molor)”, ujarnya.
Budi menambahkan , pihaknya sudah
sempat mengingatkan DPU BMCK dan Kebersihan untuk menambah waktu pengerjaan.
Karena, perencanaan dinilai tidak matang. Jika proyek tersebut molor, kata dia,
pencairan anggarannya pun ikut ngaret. “Yang terpenting kami sudah
mengingatkan, meskipun via telepon”, tegasnya.
Kabid Tata Kota dan Tata Pedesaan DPU
BMCK dan Kebersihan Ngawi Suprijadi tidak menampik jika waktu 3,5 bulan
tersebut terlalu mepet, pengatapan GOR itu berpotensi tidak rampung 100 persen.
Berdasar hitung-hitungannya, proses pengerjaan tersebut hanya sebatas
kuda-kuda. Sedangkan atap galfalum dan lantai kualitas international belum
dapat terpasang hingga batas waktu 22 Desember mendatang. “Kalau pengadaan
barangnya sih tidak masalah, tapi kalau sampai pemasangan saya kira belum 100
persen”, ungkapnya.
Pria yang juga pejabat pembuat komitmen
(PPK) GOR itu menambahkan, berpotensi tidak terserapnya anggaran Rp 5,7 miliar
pada PAPBD untuk proyek GOR tahap kedua itu lantaran pihaknya telah kehilangan
waktu sebulan. Sedangkan soal waktu retender, dia menyatakan bergantung di
tangan Kepala Dinas DPU BMCK Bambang Haryono CES.
Disisi lain, diakuinya bahwa jika
tender dipaksaan September dan molor akan berpotensi menimbulkan opini publik
yang tidak baik bagi lembaganya. “Yang jelas. akan kami sampaikan ke pimpinan
terkait kondisi itu. Rapi jika pimpinan memiliki pandangan lain tetap akan kami
laksanakan”, katanya.
Sementara itu, tanda-tanda anggaran Rp
5,7 miliar untuk proyek GOR tahap kedua tidak akan terserap semakin terasa.
Indikasinya, retender kedua pengatapan GOR yang diikuti tujuh rekanan dari
berbagai daerah kembali gagal.
Dari hasil evaluasi, kegagalan rekanan
itu karena faktor administrasi dan teknis. Dari aspek adminitrasi, berlakunya
penawaran hanya sampai batas satu bulan. Padahal, panitia menyaratkan dua
bulan. Selain itu, KTA tidak terpenuhi. Sedangkan secara teknis, terjadi salah
perhitungan volume dan penawaran yang diduga direkayasa. ’’Sehingga kami
nyatakan semua tidak memenuhi syarat dan akan kami lakukan retender ketiga”,
tegasnya. (sy)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Pesimistis Pengatapan GOR Tepat Waktu"
Post a Comment