Suara Media Nasional

SIDOARJO, SMN - Gembong perampas motor (curanmor) dengan model kepruk kepala yang meresahkan warga Sidoarjo, Ahmad Foris (20), ditembak mati Polres Sidoarjo, Rabu (24/07/2013). Warga Desa Sawo Cangkring, Kecamatan Wonoayu itu tewas setelah diterjang dua peluru panas di dada bagian kiri.

Tersangka, sebelumnya naik motor Yamaha Vega dihadang polisi yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Rony Setyadi SIK di perempatan Dungus (traffic light). Namun tersangka kabur ke arah utara naik motor dan dikejar hingga depan Masjid An-Nur Dungus.

Ketika laju motor tersangka dihadang polisi, tersangka turun dan berusaha lari sambil mengeluarkan celurit dari balik bajunya. Kanit Pidum, Iptu Yuyus yang terlibat dalam pengejaran, langsung mencabut revolver dan mengarah tembakan ke udara sebanyak tiga kali agar tersangka menyerah. Rupanya, tersangka yang memiliki tubuh tinggi besar tidak mau menyerah, justru menyerang lima petugas di lokasi.

Khawatir terjadi hal tak diinginkan karena lokasinya di dekat persawahan dan perusahaan, petugas mengarahkan moncong revolver ke dada kiri korban. Tembakan pertama, tersangka masih meneriakkan kata cacian kepada polisi dan masih berusaha menyerang dengan celurit. Tembakan kedua, di dada kiri tembus jantung, baru membuat tersangka tergeletak dan bermandikan darah di jalan raya.

Kapolres Sidoarjo AKBP Marjuki SIK, tersangka Ahmad Foris alias Bang Jek telah terlibat serangkaian perampasan motor di Sidoarji. Seperti di Jl Raya Dungus, Kecamatan Sukodono beberapa waktu lalu.

Aksi perampasan motor itu dilakukan terhadap salah seorang korban yang tengah berteduh saat hujan deras di sebuah rumah. Bersamaan dengan itu, tersangka bersama tujuh temannya langsung mendatangi korban. "Tersangka Bang Jek langsung memukul kepala korban dengan kubut yang sudah dipersiapkan beberapa kali," tutur AKBP Marjuki, Rabu (24/7/2013)

Menurutnya, aksi yang dilakukan komplotan Bang Jek tergolong sadis. Setidaknya lima orang yang dipukul dalam aksi perampasan motor telah meninggal dunia. Kebanyakan orang yang dikepruk pada bagian kepala. "Kalau tidak dikepruk ditusuk dengan pisau seperti yang terjadi di Sukodono, Sedati dan Tarik," tuturnya. (met)