Banyak Warga Denpasar Malu Terima BLSM
Posted in |
DENPASAR,
SMN - Tidak semua orang yang berhak menerima Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM) mau menerimanya dengan lapang dada. Buktinya, di
Bali, banyak masyarakat yang terdaftar sebagai penerima BLSM merasa malu untuk
menerimanya.
Kepala
PT Pos Indonesia Ritel dan Properti Area 8/Bali-Nusra, I Made Wirya Saputra,
mendapati sejumlah warga Kota Denpasar merasa malu menerima bantuan langsung
sementara masyarakat (BLSM).
"Dari kasus yang kami amati di Denpasar, ada
sejumlah penerima BLSM yang malu mengambil uang BLSM secara bersamaan di kantor
pos," katanya, di Denpasar, Minggu (21/7).
"Salah
satu alasannya merasa gengsi. Penerima bantuan yang tidak mau mengambil secara
langsung pada saat waktu ditentukan adalah merasa gengsi," kata dia.
Kasus
unik itu hanya terjadi di ibukota Provinsi Bali yang jumlah penerima BLSM
sekitar 151.000 orang. "Sampai saat ini di Kota Denpasar tersisa sebanyak
926 orang yang belum mencairkan BLSM," ujarnya.
Pihaknya
sudah berusaha mendatangi langsung namun ada yang sudah pindah tempat tinggal
dan meninggal dunia serta masih banyak kendala lainnya. Dia mengemukakan bahwa
untuk daerah lain di wilayah Nusa Tenggara adalah area yang dituju untuk
penyerahan bantuan itu banyak berjarak cukup jauh.
"Bahkan
ada di kawasan Nusa Tenggara Timur, yang harus ditempuh dengan perjalanan
hampir seharian menggunakan perahu kepada masyarakat penerima BLSM,"
ucapnya.
Sebelumnya
Saputra mengatakan, pencairan BLSM di wilayah Bali dan Nusa Tenggara oleh
Posindo telah terealisasi 95 persen. (wir)
Gianyar, Wisata Seni Terlengkap di Bali
GIANYAR, SMN - Dibukanya Rumah Topeng dan Wayang di Banjar
Tengkulak Tengah makin mengukuhkan Kabupaten Gianyar sebagai obyek wisata seni
terlengkap di Bali.
Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma di
Dusun Adat Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, itu mulai dibuka
pada Sabtu (20/7/2013) yang bertepatan dengan rituan Tumpek Wayang bagi umat
Hindu di Bali.
"Peresmiannya bertepatan dengan
Tumpek Wayang karena hari baik bagi wayang. Makanya pula semua koleksi wayang
kami upacarai," kata Direktur Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma,
Agustinus Prayitno, di Gianyar, Minggu (21/7/2013).
Dalam peresmian itu Bupati Gianyar Anak
Agung Gde Agung Bharata menancapkan "kayon" sekaligus membuka secara
simbolis Festival Wayang Internasional (Bali Puppetry Festival and Seminar)
pada 22-27 September mendatang.
Peresmian dihadiri sejumlah seniman,
salah satunya dalang Made Sija mementaskan wayang Sapuh Leger. Pementasan
wayang lemah ini terkait dengan hari baik wayang pada Hari Tumpek Wayang
sekaligus rangkaian upacara ruwatan bagi mereka yang lahir pada hari Sabtu
Kliwon.
Acara juga dimeriahkan dengan pementasan
dalang cilik Made Georgiana Triwinadi (15) Banjar Tegallinggah, Desa Bedulu,
Kecamatan Blahbatuh, dengan judul "Arjuna Tapa". "Tentu saja
Rumah Topeng dan Wayang ini membuat Gianyar makin dikenal dunia sebagai obyek
wisata seni," kata Anak Agung Gde Agung Bharata.
Bupati Gianyar menganggap rumah tersebut
bagian dari upaya pelestarian kesenian wayang yang dari generasi ke generasi
makin berkurang peminatnya. Di rumah tersebut tersimpan 1.300 topeng dan 5.700
wayang berasal dari pelosok Tanah Air dan mancanegara.
Koleksi dipajang pada sembilan bangunan
utama yang berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektare. "Selain untuk tujuan
pariwisata, rumah ini juga sebagai upaya pelestarian, pendidikan, hiburan, dan
pengembangan seni topeng dan wayang," kata Prayitno menambahkan.
Festival Wayang Internasional itu
diikuti beberapa negara, di antaranya Jepang, Iran, Malaysia, Filipina, China,
India, dan Thailand. Dari dalam negeri ada Wayang Golek (Betawi), Wayang Beber
(Wonosari), Wayang Potehi (Semarang), Wayang Kancil (Jawa Tengah), Wayang Kulit
Bali (Wayan Sidia), Wayang Kampung Sebelah (Ki Jeliteng), dan Wayang Sasak
(Lombok). (wir)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Banyak Warga Denpasar Malu Terima BLSM"
Post a Comment