Peran Masyarakat Digantikan Pekerja Rekanan Dipendik Sidoarjo Merestui
Posted in |
Sidoarjo,
SMN - Pelaksanaan
rehab ruang kelas bantuan pusat secara swakelola di kabupaten Sidoarjo
disinyalir banyak menyalahi prosedur
yang ditetapkan dalam jujklak dan juknis.Bukan hanya matrial,dari segi
pelaksanaan yang kurang melibatkan peran serta masyarakat sekitar membuat
masyarakat kurang peduli terhadap pekerjaan tersebut.Dari pengamatan
dilapangan,terlihat besi ukuran 10’ (sepuluh) dan kayu yang bengkok-bengkok
masih dipakai meski terlihat baru.Bisa dipastikan,saat kayu kondisi kering,atap
yang ada akan jelas bergelombang dari pergerakan kayu yang tidak berkualitas.
Kasek SDN
Kepunten,Tulangan,Selamet,mengatakan setelah puluhan tahun tak pernah ada
rehab,sekarang kita mendapat bantuan dari APBN untuk rehab 5 ruang kelas.Untuk
mensukseskan program ini saya dibantu oleh anak saya yang kebetulan bekerja di
DPU (Dinas Pekerjaan Umum) di Surabaya.Jadi kita bisa menekan biaya dengan
hasil maksimal dengan tetap memperhatikan kualitas.Coba anda bandingkan
hasilnya dengan sekolah-sekolah lain sesama penerima bantuan rehab yang ada di
wilayah Tulangan.
Disinggung beberapa pekerja yang ada
dari desa lain,Selamet mengatakan peran serta masyarakat sekitar tetap
ada.Hanya beberapa saja dari lain desa.Ini sesuai dengan pola rehab ruang kelas
secara swakelola.Lebih lanjut,Selamet menambahkan bahwa bahan material yang dia
gunakan pada rehab ruang kelas sudah sesuai dengan Spesifikasi yang sudah di
tentukan.
Informasi yang berhasil dihimpun sesuai
spesifikasi,material besi menggunakan ukuran 12’ (dua belas) dengan kayu atap
menggunakan jenis meranti berkualitas.Kenyataan dilapangan banyak di jumpai
material lama (bekas bongakaran) di pakai lagi.Hal tersebut menunjukkan bahwa
lemahnya kinerja konsultan pengawas yang ikut merasakan “nikmatnya” anggaran
sebesar 3 persen dari nilai yang diterima sekolah.
Pengakuan yang berhasil diperoleh dari
salah satu pekerja mengatakan bahwa dirinya telah membongkar atap di SDN
Kepunten,Kepadangan,Kepatihan,Janti yang kesemuanya berada di wilayah kecamatan
Tulangan serta salah satu SDN di wilayah kecamatan Tanggulangin.Keterangan ini
seakan mementahkan pengakuan para kepala sekolah yang mengaku melaksanakan
rehab sesuai anjuran dengan melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat
secara langsung.
Bukan hanya di wilayah Tulangan,di
wilayah kecamatan lain-pun termasuk kecamatan Sidoarjo,peran serta masyarakat
sekitar sekolah digantikan oleh pekerja dibawah naungan CV-CV yang telah
menjalin kontraktual dengan pihak sekolah demi mencapai keuntungan pribadi dan
golongan tertentu.Hal ini jelas mengurangi anggaran yang akan dimanfaatkan
untuk rehab ruang kelas serta akan berpengaruh terhadap kualitas dan estetika
bangungan yang dihasilkan dari uang rakyat ini.
Kasi Sarpras (Sarana dan Prasarana)
Dinas Pendidikan kabupaten Sidoarjo,Poedji Rahayoe,mengatakan dinas tidak
terlibat dalam pelaksanaan rehab ini.Pasalnya dalam pelaksanaan cara
swakelola.biaya rehab langsung masuk ke rekening lembaga sekolah penerima.Di
tahun ini Sidoarjo mendapat bantuan sebanyak 72 lembaga dari APBN secara swakelola baik itu sekolah
swasta atau negeri.
Disinggung adanya peran rekanan dalam
pelaksanaan rehab swakelola,Poedji membenarkan hal itu terjadi.Karena sesuai
bidang,kepsek bertugas sebagai pengajar tanpa bantuan ahli,dalam arti rekan
pelaksanaan rehab ini hasilnya tidak akan sesuai yang diharapkan.”Bila
dikerjakan rekanan hal itu tidak akan menjadi masalah.Tapi bila dikerjakan
konsultan,tolong beritahu saya karena hal itu merupakan pelanggaran”, kata
Poedji. (gus)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Peran Masyarakat Digantikan Pekerja Rekanan Dipendik Sidoarjo Merestui"
Post a Comment