Penyamak Kulit “Demo’’ LIK
Posted in |
MAGETAN, SMN - Belum tuntas
penanganan bau limbah yang mengganggu warga sekitar, LIK (Lingkungan Industri
Kulit) Magetan kembali mendapat protes. Kemarin (26/12), puluhan pengusaha
kerajinan kulit sengaja mendatangi kawasan LIK di Kelurahan Kauman menolak
rencana pengurangan produksi pengolahan kulit.
‘’Jelas keberatan kalau kapasitas produksi dikurangi, kami yang rugi
dengan rencana kebijakan UPT-LIK itu,’’ terang Basuki Rahmawan, koordinator
Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APSI) Cabang Magetan, kemarin.
Pengurangan produksi pengolahan kulit tidak hanya berpengaruh pada
permintaan penyamakan yang terus mengalami peningkatan. Dampak lainnya juga
pada pengurangan tenaga kerja. Padahal, mayoritas karyawan yang dipekerjakan
berasal dari warga sekitar. ‘’Dampaknya cukup besar. Secara finansial kami
jelas rugi tapi ada lagi yang lebih merugi. Yaitu pekerja yang akan
menganggur,’’ paparnya.
Menurut dia, pengurangan produksi merupakan alasan klasik. Hampir
setiap tahun, pengusaha kulit direpotkan dengan kebijakan sepihak manajemen LIK
itu. ‘’Dulu-dulu ya seperti ini. Padahal kami juga ikut mengawasi IPAL-nya,
idealnya kebijakan yang dijalankana tidak merugikan salah satu pihak,’’
tegasnya.
Kepala UPT-LIK Pemprov Jatim Soeradi menjelaskan, pengurangan
produksi dilakukan untuk membenahi IPAL (instalasi pengolahan air limbah). Dia
mengakui menghadapi kendala pada pengolahan limbah hingga menyebabkan bau
menyengat yang dikeluhkan warga. ‘’Lebih efektifnya memang harus ada
pengurangan produksi untuk sementara waktu. Biar nanti tidak mengganggu
pembenahan IPAL yang akan kami lakukan,’’ ujarnya.
Pihaknya siap berkoordinasi dengan perwakilan APSI untuk mencari
solusi pengurangan produksi itu. Sebab, kedua pihak merugi jika produksi
dikurangi. ‘’Kami sebenarnya juga tidak mau dipersalahkan dengan bau limbah
yang mengganggu warga. Untuk itulah kami mencoba sedikit demi sedikit membenahi
apa saja yang kurang di sistem IPAL LIK,’’ jlentrehnya.
Hasil uji laboratorium terakhir, terang Soeradi, air limbah yang
dialirkan ke Sungai Gandong tidak berbahaya. Meski masih mengandung zat kimia,
kuotanya tidak melebihi baku mutu. ‘’Uji laboratorium sudah rutin kami lakukan,
sekarang ini masih tahap wajar,’’ tandasnya. (Sy)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Penyamak Kulit “Demo’’ LIK"
Post a Comment