TPA Klotok Over Load, Komunitas Mikroba Latih 50 Kader Kebersihan



KEDIRI, SMN - Timbulan sampah organic dari berbagai pasar Di Kota Kediri cukup besar. Setiap hari mencapai 30 meter kubik dibuang ke TPA Klotok. Sampah dari Pasar Grosir, Pasar Banjaran, Pasar Setono Betek, Pasar dan Pasar Bandar hampir 99 persen merupakana sampah organic, tidak semuanya sempat diolah, dimanfaatkan sehingga langsung dibuang ke TPA Klotok di Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto. Akhibatnya beban TPA yang menggunakan system sanitary landfill itu mengalami over load.

Tak pelak, beban Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP) Kota Kediri, semakin berat. Apalagi dalam penilaian Adipura 2013, tim dari pusat menjadikan TPA Klotok jadi salah satu ukuran penilaian layak tidaknya Kota Kediri kembali mendapat Adipura tahun ini. Sementara kapasitas TPA Klotok diprediksi akan over load 2 bulan lagi. Oleh karena itu DTRKP menggandeng Komunirtas Mikroba Kediri memikirkan persoalan kapasitas sampah yang terus meningkat.
Bertempat di pos pelayanan sampah TPA (27/3) kemarin, sekitar 50 orang kader kebersihan mendapat  kepelatihan pemanfaatan sampah organic menjadi sumber makanan ternak. Mereka berasal dari pengurus Bank Sampah, tenaga kebersihan dari Depo Sampah dan Masyarakat luas. Jika selama ini pengolahan sampah hingga pada tahap memanfaatkan residu sampah pada pembuatan kompos, kini tidak lagi. Sumber sampah organic yang melimpah sudah pasti menjadi sumber makanan ternak.. Potensi ini yang belum digarap serius.
 “Kalau sampah terus melimpah, sementara TPA Klotok sudah over load, mau dikemanakan sampah kita. Dibuang ke rumah kita, ke kantor DKLH, ke Balai Kota? Kita harus mencari solusi, Saat ini kita sedang mempersiatkan remidiasi, pengerukan di zona pasif I. Dan kita membutuhkan peran masyarakat untuk memikirkan bagaimana menggurangi sampah, termasuh yang sedang dilakukan kawan-kawan Komunitas Mikroba Kediri, kami sangat menghargai,” kata Drs Didik Tjatur MSi, Kepala DTRKP, kepada SM.
Sementara itu, Nurhadi, penggiat masyarakat dari Kominitas Mikroba Kediri meminta ada keterlibatan masyarakat dan semua elemen untuk memikirkan pengolahan sampah. Ada solusi jika masyarakat ada kesadaran akan lingkungannya. Bisa saja sampah dibakar untuk mengurangi sampah, namun tidak benar dan justru akan merusak lingkungan. Karena akan mempercepat proses pemanasan global dan rusaknya lingkungan. Jika dibuang ke sungai akan menciderai habitat sungat dan merusak sungai.
 “Karena sampah organic, justru sembagai sumber energi dan bisa dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Memang perlu treatmen dengan memanfaatkan mikroba/jasat renik pengurai sampah. Ini yang perlu kita sampaikan ke masyarakat, sampah yang ada di pasar-pasar tidak harus dibuang ke TPA, tapi bisa kita manfaatkan untuk makanan ternak, kambing, sapi, kelinci dan apa saja, termasuk untuk kompos bagi tanaman,” kata Nurhadi yang menekui ternak lele organik.
Dikatakan, pelatihan ini diharapkan berkelanjutan. Tidak hanya pelatihan cara membuat  makanan alternative dari sampah. Tapi melakukan pemanfaatkan sampah dengan penerapan di pertanian dan perikanan. “Juga melibatkan satker lain, apa perlunya kita punya Dinas Pertanian juga tidak terlibat bagaimana memberdayakan petani/perternak di Kota Kediri lebih kreatif, tidak hanya menunggu program pemerintah dan pasif dalam membina petani/peternak di Kota Kediri,” kata Nurhadi. (kan/adv)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "TPA Klotok Over Load, Komunitas Mikroba Latih 50 Kader Kebersihan"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA