Sambangi Daerah Kekeringan, Wabup Widjono Pantau Penyaluran Air Bersih
Posted in |
JOMBANG, SMN - Kekeringan
dan sulit mendapat air bersih. Itulah persoalan yang dihadapi sedikitnya
ratusan kepala keluarga di daerah utara brantas khususnya di Kecamatan
Ngusikan. Sepanjang musim kemarau ini, warga hanya pasrah menggunakan sisa-sisa
air di sungai yang mengering, itupun dengan kondisi air yang kecoklatan
bercampur tanah lumpur.
Pagi ini, Rabu
(10/10/2012) Wakil Bupati Jombang, Widjono Soeparno turun langsung meninjau beberapa
titik yang mengalami kesulitan air bersih tersebut. Wabup beserta rombongan
yang terdiri dari Kepala PDAM Jombang Adi Prasetya dan Camat Ngusikan Muhdlor.
Rombongan juga membawa 2 truk tangki berisi air bersih untuk disalurkan kepada
warga.
Butuh waktu
lumayan untuk sampai ke Desa Banyuasin, daerah yang paling parah kondisinya
dibanding yang lain. Melewati jalan bergelombang sekitar 5 kilometer dari
kantor kecamatan, akhirnya rombongan tiba di lokasi. Warga langsung berebut air
tanpa dikomando. Pagi itu, PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) membawa 2 truk
tangki yang masing-masing berisi 4000 liter air bersih gratis untuk masyarakat.
“Penanganan
krisis air sebetulnya harus dilakukan jangka pendek, menengah dan jangka
panjang. Kalau jangka pendek seperti ini (penyaluran air bersih, red) hanya
mengatasi kekeringan sesaat, sedangkan jangka menengah dan jangka panjang
paling tidak sudah harus direncanakan,” tegas Wabup di lokasi pembagian air
bersih.
Melihat
teritori Desa Banyuasin yang rentan kekurangan air, Wabup Widjono menginginkan
survey segera dilakukan oleh Dinas PU Cipta Karya terkait sumber air. “Ini
harus, kalau selamanya hanya menunggu drop air seperti ini kan kasihan
masyarakat, harus ditemukan sumber air yang itu dapat digunakan masyarakat
secara kontinyu, ” ungkap Widjono prihatin.
Disinggung
terkait embung di beberapa titik sebagai solusi pengamanan air bersih saat
kemarau, Widjono menegaskan ada sedikitnya delapan embung yang saat ini
mengalami kerusakan dan tidak dapat menampung air untuk kebutuhan masyarakat. “
Masih dalam proses pengajuan untuk perbaikan semoga bisa cepat selesai,”
imbuhnya.
Bukan pertama
kalinya warga Banyuasin menerima pasokan air bersih. Terhitung, PDAM sudah
menyalurkan sedikitnya 80.000 liter air bersih yang dilakukan secara bertahap
sebanyak 10 kali. Bukan tanpa sebab, kondisi tanah di Banyuasin tergolong sulit
untuk menampung air, selain itu akses jalan menuju kota juga tergolong medan
yang sulit.
“Tadi kita
sempat melewati sungai yang masih ada airnya sedikit, hanya saja rasanya asin.
Di dekat sungai juga terdapat sumur namun tentu saja debitnya tidak akan cukup
untuk memenuhi kebutuhan warga disini,” ungkap Kepala PDAM Jombang Adi Prasetya.
Mengingat
keterbatasan armada yang ada, PDAM melakukan pembagian shift waktu. Jika pagi,
prioritas penyaluran air bersih lebih diutamakan daerah selatan seperti
Kecamatan Bareng yang memiliki masalah serupa dengan Ngusikan. “Bareng kemarin
juga kekeringan, kita salurkan juga air bersih kesana pada pagi hari, baru pada
sore hari kita pindah ke daerah utara seperti Ngusikan,” tambah Adi.
Untuk
mengatasi problem ini, PDAM Jombang punya win win solution yakni pembangunan
IPA (instalasi pengolahan air) untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah yang
sering kekeringan. “Masih dalam proses dan sumber airnya kita ambilkan dari
sungai Brantas, prioritas utama kita di Kec. Kudu dan Ngusikan,” tegas Adi.
Dari
pembangunan IPA tersebut, PDAM mentargetkan pelayanan untuk sekitar 3200
pelanggan atau SR (sambungan rumah) dengan kapasitas 40 liter per detik.
“Kenapa dua wilayah itu, karena memang disana rentan kekeringan, meskipun
nantinya tidak hanya 2 kecamatan saja. Mungkin Ploso dan Kabuh juga akan kita
suplai tapi prioritas awal tetap Kudu dan Ngusikan,” tambahnya. (bam)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Sambangi Daerah Kekeringan, Wabup Widjono Pantau Penyaluran Air Bersih"
Post a Comment