Trayek Angkot akan Dikurangi 10%
Posted in |
Angkot
yang melintasi rute trem dan monorel yang akan dikurangi
SURABAYA, SMN - Untuk memaksimalkan proyek angkutan massal trem dan
monorel, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan mengurangi trayek angkutan kota
(angkot) sekitar 10 persen. Trayek angkot yang bakal dikurangi adalah di rute
yang akan dilalui trem dan monorel itu.
Sesuai
rencana awal, rencana pembangunan monorel akan menghubungkan koridor
Timur-Barat, yaitu kawasan Bulak, Kenjeran, Molyorejo, ITS, Kertajaya, Jl dr
Seotomo, Mayjen Sungkono, Pakuwon Trade Centre (PTC). Sedangkan rute trem akan
menghubungkan Surabaya Utara-Selatan, yaitu Wonokromo, Jl Raya Darmo, Urip
Soemohajo, Jl. Basuki Rachmad, Jl Embong Malang, Jl Blauran, Jl Bubutan, Tugu
Pahlawan.
Hendro
Gunawan, Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya mengatakan trayek angkot akan
dikurangi dan dihubungkan dengan jalur monorel dan trem. Kebijakan perubahan
rute atau trayek diharapkan tidak menimbulkan pengangguran bahkan kesejahteraan
sopir angkot bisa lebih baik.
Menurut
Hendro ada 58 trayek angkot di Surabaya, dengan 4.849 kendaraan. Kemungkinan
besar jumlah trayek akan berkurang sampai 10 persen. Pengurangan rute akan
berdampak meningkatnya kualitas angkot di Surabaya. Penumpang akan lebih tepat
sampai ke tempat tujuan dan lebih nyaman di dalam kendaraan umum.
Meski
Pemkot Surabaya terus mengupayakan pembangunan proyek trem- monorel di kota
Surabaya, DPRD Surabaya yang selama ini merasa dilangkahi karena tidak pernah
diajak duduk bersama saat pembahasan terus melancarkan kritikan.
Kali
ini dewan mengusulkan pengadaan monorel dan trem dibuat sistem Build Operate
and Transfer (BOT), seperti yang sudah dilakukan Pemkot atas Pasar Tambahrejo,
Pasar Wonokromo yang kini bernama Darmo Trade Centre (DTC).
Menurut
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono, dengan sistem BOT sudah jelas Pemkot
bakal untung. Sebab, pihak investor yang membangun moda sarana transportasi
massal itu dan Pemkot yang menyediakan lahannya. Selanjutnya, setelah 25 tahun
kemudian, moda transportasi massal itu menjadi milik Pemkot Surabaya.
Sekarang
Pemkot berusaha mencari investor untuk pengadaan trem-monorel. Nantinya, Pemkot
akan menyiadakan lahan parkir, dan memberikan subsidi agar toketnya bisa
terjangkau. “Ini saya kira sudah tidak benar dan membebani APBD Kota,” lanjut
Baktiono.
Selain
itu, lanjutnya, program angkutan massal monorel kemungkinan masih cocok dan
ideal diterapkan di kota Surabaya, tapi kalau moda transportasi massal berupa
trem yang menghubungkan koridor utara-selatan, maka hal itu diilainya sudah tak
cocok lagi untuk kota Surabaya.
Politisi
PDIP ini menambahkan, pengadaan trem justru akan membuat kota Surabaya sesak
dan semrawut. Apalagi, jalurnya hanya Wonokromo-Tugu Pahlawan. “Saya kira
program trem sudah tak layak untuk kota Surabaya, tapi heran saya, kenapa
Pemkot masih ngotot soal ini,” ujarnya.
Bila
program ini dipaksakan, kata dia, indikasi bahwa pengadaan sarana transportasi
massal berupa trem dan monorel adalah pesanan pihak ketiga sangatlah kuat.
Karena itu, dia berharap, siapa pun anggota dewan harus kritis soal ini. Sebab,
perwujudannya tetap akan menggunakan uang rakyat.
Sementara
Sekkota Surabaya Hendro Gunawan melanjutkan, pengadaan monorel dan trem ini
nantinya dibangun swasta murni. Pemkot hanya menyediakan terminalnya saja,
sehingga yang perlu dibahas dengan dewan hanya pengadaan terminal itu saja.
Sedangkan terkait dengan lelang kepada investor cukup Pemkot saja yang
melaksanakannya.pur
RENCANA RUTE TREM-MONOREL
Monorel
(Surabaya Timur-Barat): Mulai dari
Kawasan Bulak, Kenjeran, Molyorejo, ITS, Kertajaya, Jl dr Seotomo, Mayjen
Sungkono, hingga Pakuwon Trade Centre (PTC).
Trem
(Surabaya Utara-Selatan): Dari
Wonokromo, Jl Raya Darmo, Urip Soemohajo, Jl. Basuki Rachmad, Jl Embong Malang,
Jl Blauran, Jl Bubutan, hingga Tugu Pahlawan. (syam)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Trayek Angkot akan Dikurangi 10%"
Post a Comment