Cek Kadar Nasionalisme Capres dan Cawapres
Posted in |
JAKARTA,
SMN - Masyarakat diminta mengecek
dengan sungguh-sungguh kadar nasionalisme nama-nama tokoh yang menunjukkan
minatnya untuk bertarung dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014.
Wakil Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Karyono Wibowo, menilai, saat
ini tokoh-tokoh yang ada, terutama yang berasal dari pemerintahan, memiliki
kadar nasionalime yang masih dipertanyakan.
Menurutnya, banyak kebijakan pemerintah saat
ini telah mengikis cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia justru keluar dari
tangan-tangan pemimpin yang kadar nasionalismenya masih dipertanyakan.
Nasionalisme, lanjutnya, tidak dapat dipraktikkan hanya dengan mengusung
simbol-simbol kebangsaan, tetapi dengan keberpihakan nyata terhadap bangsa dan
negara.
"Hendaknya, nasionalisme diwujudkan sesuai
dengan cita-cita kemerdekaan yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945," ujar Karyono seusai diskusi bertajuk "Nasionalisme di Tengah
Krisis Kepemimpinan", Minggu (18/8/2013), di Cikini, Jakarta Pusat.
Menurut Karyono, jika melihat program dan rekam
jejak para pemimpin negeri ini, bangsa Indonesia justru mundur 100 tahun dari
cita-cita kemerdekaan dan tiga prinsip kemerdekaan yang pernah dirumuskan
oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, yaitu berdaulat di bidang
politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. "Tiga
prinsip ini dilanggar oleh para pemimpin di negeri ini," ujar Karyono.
Karyono mencontohkan, sumber daya alam yang
seharusnya dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat seluas-luasnya justru dikuasai
asing dan dinikmati oleh segelintir orang yang memiliki kapital. Contohnya,
sektor migas banyak dikuasai oleh perusahaan asing, dan terjadi liberalisasi di
banyak sektor ekonomi, terutama bidang pertanian.
"Di mana-mana terjadi impor besar-besaran.
Bawang impor, beras impor, bahkan garam saja impor, di mana kemandirian kita
sebagai bangsa? Bahkan, ada calon presiden kita yang diduga terlibat dalam kartel
bawang," ujar Karyono.
Kedua, lanjutnya, Indonesia tidak memiliki
kedaulatan di bidang politik sebagai bangsa yang merdeka karena masih didikte
oleh kedaulatan asing dan para pemilik modal.
Ketiga, kebudayaan bangsa Indonesia telah
banyak tergerus arus globalisasi. Bahkan, ada sejumlah tokoh yang menyebutkan
bahwa nasionalisme itu sudah kuno karena sudah selayaknya kita berwawasan
global di era saat negara-negara tak lagi berpagar seperti saat ini.
"Ini ironis jika calon-calon presiden kita
itu kadar nasionalismenya dipertanyakan. Jangan sampai rakyat salah memilih
lagi," kata Karyono.
Nasionalisme para pemimpin menjadi penting,
lanjut Karyono, karena di tahun-tahun mendatang Indonesia akan menghadapi
permasalahan yang lebih rumit dari saat ini. Salah satunya adalah membangun
daya saing sumber daya manusia dan produk Indonesia di era ASEAN Economic
Community (AEC) pada tahun 2015 nanti. (mad)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Cek Kadar Nasionalisme Capres dan Cawapres"
Post a Comment