Kanwil BPN Bali Berharap Supaya Pemda Dukung Prona
Posted in |
BALI, SMN - Pengurusan
sertifikat gratis melalui program nasional (prona) tidak saja diharapkan
masyarakat sebagai penerima program. Pejabat BPN sekelas kanwil pun berharap
serupa. Program sertifikasi masal yang jelas-jelas diperuntukan bagi masyarakat
tergolong kurang mampu tersebut diharapkan tanpa embel-embel biaya.
Itu
ditegaskan A. Samad Sumarga, SH., MH, Kepala Kantor wilayah BPN RI Bali, bahwa pemahaman
masyarakat terkait prona sudah jelas dan tidak bisa dipungkiri. Pasalnya, bukan
saja pada sosialisasi yang dilakukan setiap kantor pertanahan kabupaten/kota. Program
prona sendiri diluncurkan bersamaan anggaran biaya untuk menanggung
kepengurusannya.
“Kenyataannya
ada biaya prasyarat lain diluar BPN yang harus dilengkapi masyarakat dalam
pengurusan sertifkat prona. Dan itu diluar anggaran yang dialokasi pemerintah.
Ranahnya bukan lagi BPN,” ujar Samad, kepada wartawan saat evaluasi kinerja
2012 Kantor Pertanahan kabupaten/kota se-Bali yang digelar pihak kantornya di
Desa Budaya Kertalangu, Denpasar Timur.
Adanya
biaya tersebut, praktis dipertanyakan masyarakat. Kemudian menjadi persoalan.
Dan tak jarang menjadi kasus bahkan harus berurusan dengan aparat penegak
hukum. Akibatnya, masalah menjadi meluas dan menjadi opini public, menduga
bahwa sertifikat prona atau program nasional itu sarat “korupsi”.
Menyikapi
itu, Samad yang saat ditemui didampingi Made Sudarma, Kabid Pengendalian
Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat, Cokorda Gede Agung Astana Putra, Kabid
P3 (Pengaturan Pemetaan Pertanahan) dan I Ketut Jampen, SH, Humas kantor
wilayah setempat, berharap supaya pemerintah daerah turut mendukung program
prona. Turut membantu sehingga sertifikat prona yang diprioritaskan bagi
masyarakat tidak mampu itu benar-benar gratis. Tidak lagi ada pungutan yang
jelas-jelas akan menjadi beban penerima program atau masyarakat itu.
“Seperti
contoh yang dilakukan Pemkab Badung. Menggratiskan BPHTB (Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan) bagi masyarakat penerima prona. Itu kami sangat
bersyukur. Dan mudah-mudahan bisa diikuti juga oleh kabupaten/kota lainnya
secara khusus di Bali,” jelasnya.
Ditanya
terkait hasil realisasi prona secara umum di Bali, disebutkan Samad, tergolong
baik. Tergolong lancar dengan realisai program mencapai 98 %. Sementara 2 %
sisanya, disebut tidak tercapai. Itu pun, kata dia, karena permintaan desa dan
masyarakat setempat terkait masalah realisasi asset.
Dari
hasil capaian itu, pusat menilai bahwa Bali tergolong sukses. Masuk sebagai
delapan besar nasional realisai prona terbaik. Bahkan dua kabupaten di Bali,
yakni Bangli dan Buleleng, menempati posisi 4 terbaik nasional untuk tingkat
kabupaten.
Atas
keberhasilan itu, program nasional prona yang dikucurkan pusat pada 2013 untuk
Bali meningkat. Dari sebanyak 23.815 lahan pada 2012, menjadi 24.500 lahan atau
objek prona pada 2013. Sejumlah itu akan dibagikan sesuai jumlah permintaan
masyarakat yang disampaikan melalui kantor desa/keluarahan. Akan terealisasikah
sertifikat prona tanpa biaya. (Wir)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Kanwil BPN Bali Berharap Supaya Pemda Dukung Prona "
Post a Comment