Minat Pria Pakai Alat Kontrasepsi Rendah


Wendy Hartanto Deputy KB Pusat Jakarta

PONOROGO, SMN - Minat kaum pria mengikuti program Keluarga Berencana masih rendah, baru 3,9 persen dari semua peserta KB aktif. Kendala bersumber dari persoalan budaya, kurangnya informasi, serta terbatasnya pilihan alat kontrasepsi bagi pria. “KB masih dianggap urusan perempuan, padahal ini urusan bersama suami isteri,” kata Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN, DR Wendy Hartanto, MA, di Ponorogo.
Menurut Wendy Hartanto, data BKKBN hingga September 2012 menyebut ada 34,3 juta peserta KB aktif perempuan dan 1,4 juta peserta KB aktif pria. Jenis alat kontrasepsi untuk perempuan lebih beragam,
seperti pil, implan, IUD, dan tubektomi. Adapun alat kontrasepsi pria hanya kondom dan vasektomi. “Vasektomi merupakan pilihan alat kontrasepsi paling efektif untuk pria daripada kondom. Prosesnya lebih praktis, namun peminatnya sangat kurang, hanya 17,61 persen yang memilih vasektomi,” ungkapnya.
Penyebabnya,informasi tentang vasektomi sangat kurang. Vasektomi lebih banyak dilakukan pria dari kalangan ekonomi menengah-bawah yang punya anak banyak dan tak ingin punya anak lagi.”Di Malaysia, Bangladesn dan Pakistan, vasektomi dikenalkan sejak lama”, kata Wendy Hartanto.
Lebih lanjut Wendy Hartanto menjelaskan, salah satu kendala pengembangan vasektomi di Indonesia adalah fatwa haram Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang vasektomi. Namun, sejumlah ulama sudah membolehkan, sehingga hukumnya menjadi mubah (boleh).
Secara terpisah, Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Ponorogo, Drs Sugiyanto SAg, mengakui ada ulama yang membolehkan vasektomi. Namun fatwa MUI tentang vasektomi di Cipasung, Tasikmalaya, Juli 2012, tetap menyatakan vasektomi haram meski ada sejumlah perkecualian. “Ini menegaskan dua fatwa sebelumnya tentang tentang vasektomi dan tubektomi sebagai bentuk pemandulan sehingga dinilai terlarang”, kata Sugiyanto.
Dasar pengharaman adalah terpenuhinya tiga kriteria dalam kajian hukum Islam terkait vasektomi, yaitu mengubah yang ada, membatasi orang untuk memiliki anak, serta bersifat pemandulan tetap. “Hukum agama membolehkan KB yang dasarnya pengaturan, bukan pengubahan, pembatasan, atau pemandulan”, tambah Sugianto.
Sementara Kepala kantor BKB Pemkab Ponorogo Drs. Adrie  Susilo kepaa SMN, mengakui tidak mudah untuk mengajak kaum pria ikut KB, tetapi di Kabupaten Ponorogo peserta aktif KB pria meningkat.”Kami juga menyarankan kepada peserta KB pria tetap melakukan KB tanpa harus mencederai semangat keagamaan. Sebelum dikenal berbagai alat kontrasepsi perempuan, KB justru dipelopori pria, meski dengan cara sederhana”,kata Adrie Susilo.
Adri Susilo juga menyarankan kepada BKKBN pusat untuk mengembangakn metode KB pria yang lebih variatif, sehingga bisa menarik lebih banyak akseptor KB pria.  (Aban/Wid)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Minat Pria Pakai Alat Kontrasepsi Rendah"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA