GREBEG SURO 2012 dan FRN XIX



Perwujudan Kab Ponorogo untuk Kembangkan Budaya Daerah

“Dalam era globalisasi tidak berarti kehidupan budaya dibiarkan bergeser, tapi justru perlu diaktualisasikan dalam rangka memperkokoh pertahanan budaya bangsa. Oleh karena itu Grebeg Suro 2012 dan Festival Reyog Nasional XIX merupakan perwujudan kabupaten Ponorogo untuk mengembangkan budaya daerah dalam rangka menjadikan Ponorogo sebagai barometer budaya di Jawa Timur. Melalui Grebeg Suro Dan Festival Reyog Nasional diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat dalam hal kebudayaam“ungkap bupati Ponorogo, H. Amin, SH. M.Si.


PONOROGO, SMN - Event tahunan kabupaten Ponorogo yakni Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional kembali digelar. Tahun ini pesta budaya masyarakat Ponorogo ini lebih meriah dan semarak dibanding tahun-tahun sebelumnya yang terkesan monoton dan sebatas rutinitas saja. Upacara pembukaan Grebeg Suro tanggal 9 November yang lalu benar-benar spektakuler mengundang decak kagum bagi yang menyaksikannya.
Luar biasa…!! Kabupaten Ponorogo dapat menyuguhkan pertunjukkan budaya yang dikemas begitu apik dan mempesona. Disaksikan oleh seluruh masyarakat Ponorogo dan tamu kehormatan dari berbagai negara seperti Italia, Brazil, Slovania, Australia, Cekoslovakia, Palestina, Cina, Philipina dan Malaysia. Persembahan reyog sebagai kesenian asli Ponorogo sangat mengagumkan.
Dipadu dengan berbagai seni hasil kreasi putra-putri terbaik kota reyog ini, malam pembukaan Grebeg Suro 2012 makin semarak dan meriah. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh kepala dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga drh. H. Sapto Djatmiko T. R., MM. “Untuk perayaan Grebeg Suro tahun ini dipastikan lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya, ada beberapa perbedaan baik konsep pertunjukkan maupun konsep penataan panggungnya. Agar suasana makin meriah maka kembang api tidak hanya difokuskan di panggung utama namun juga dari gedung tingkat delapan, “jelas Sapto Djatmiko.
Inovasi baru dalam hal penataan panggung dan pintu masuk menuju panggung utama memang sangat beda dan unik. Tamu-tamu kehormatan masuk melalui lorong yang dekorasinya mirip hutan dan dihiasi pernak-pernik khas Ponorogo. Berbagai inovasi dan terobosan-terobosan baru dalam penyelenggaraan Grebeg Suro 2012 dan FRN XIX merupakan komitmen pemkab Ponorogo untuk tetap nguri-nguri budaya asli kota ini. Jadi tidak hanya terkesan ritual tahunan yang monoton dan menghambur-hamburkan anggaran. Hal ini sesuai dengan tema, Grebeg Suro 2012 dan Festival Reyog Nasional XIX sebagai perwujudan kabupaten Ponorogo untuk mengembangkan potensi budaya daerah dalam rangka menjadikan Ponorogo sebagai barometer seni dan budaya di Jawa Timur.
Untuk tahun ini FRN diikuti oleh 58 group reyog, 29 group berasal dari kab. Ponorogo sendiri sedangkan 29 lainnya berasal dari luar kabupaten Ponorogo yakni DKI Jakarta, Jawa Tengah, Surabaya, Kalimantan, Sumatra dan Batam.
Penyelenggaran Grebeg Suro di kabupaten Ponorogo memang sudah menjadi tradisi tahunan. Namun bukan tanpa maksud dan tujuan. “Grebeg Suro 2012 dan FRN XIX dimaksudkan untuk memberikan wadah spontanitas masyarakat Ponorogo, khususnya dalam menyambut tahun baru Islam dan tahun baru Jawa yang telah menjadi tradisi masyarakat untuk merayakannya. Disamping untuk menarik wisatawan dalam sajian paket wisata dan seni budaya khas Ponorogo, “ungkap Sapto Djatmiko.
Adapun salah satu tujuan Grebeg Suro sebagai sarana promosi dan pengenalan obyek wisata khususnya wisata budaya, wisata alam dan wisata religi.Dengan begitu diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada peningkatan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah.
Dari data dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah raga kab. Ponorogo even Grebeg Suro berdampak cukup signifikan terhadap para pengusaha rumah makan, UKM dan perhotelan.
1.      Jumlah Hotel Di Kabupaten Ponorogo = 27
Jumlah Kamar Keseluruhan + 427 Kamar
Selama Grebeg Suro Dan Festival Reyog Nasional Tingkat Hunian Data Naik 160%
2.      Rumah Makan Di Ponorogo Berjumlah = 14 Rumah Makan
Selama Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional Pengunjung Juga Naik 100%
3.      Jumlah UKM yang Tergabung dalam Hp3 (Himpunan Pengusaha dan Pengrajin Ponorogo) Sebanyak = 30 Ukm
Selama Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasonal Penjualan Produk Rata2 Naik 60%
Melihat dampak positif dari Grebeg Suro terhadap masyarakat maka even ini patut untuk terus dilestarikan. Perhatian dan kerjasama dari semua pihak akan potensi-potensi yang ada di Ponorogo baik potensi budaya, ekonomi dan sektor lainnya yang mendukung kemajuan kota reyog ini tentu sangat diperlukan. Agar even akbar yang menjadi icon kota Ponorogo ini tetap lestari bahkan bisa go internasional. “Kami bertekad untuk terus melestarikan warisan budaya yang adiluhung di kota reyog ini, untuk tahun depan Festival Reyog bukan hanya tingkat nasional tapi merambah tingkat internasional“, pungkas Sapto.
Serangkaian acara, ritual dan kegiatan Grebeg Suro banyak mengundang wisatawan baik dari dalam dan luar Ponorogo. Pemilihan Kakang senduk, kirab pusaka dan larung risalah do’a di telaga Ngebel. Puncak acara dan penutupan Grebeg Suro dan FRN XIX tanggal 14 November 2012. (any)
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "GREBEG SURO 2012 dan FRN XIX"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA