Rapat Paripurna (Istimewa) DPRD Kabupaten Malang dalam Rangka Peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang yang Ke-1252



MALANG, SMN - Rapat Paripurna pada tanggal 28 Nopember 2012, dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Malang ke 1252, yang lalu dihadiri oleh seluruh Camat se Kabupaten Malang, SKPD, Anggota DPRD, Muspida Kabupaten Malang. Acara dibuka oleh Bupati Malang H. Rendra Kresna. Pembacaan sejarah Kabupaten Malang dengan masa lalunya dibacakan oleh Wakil Ketua DPRD Siadi, SH. Acara berjalan secara hikmat dan lancar.

Dengan menyandarkan diri pada bukti-bukti sejarah serta upaya yang sungguh-sungguh dalam mencari pertautan historis perjalanan Kabupaten Malang dengan masa lalunya, maka pada tanggal 28 Nopember 1984 ditemukan keyakinan bahwa kesinambungan sejarah Kabupaten Malang dengan Kerajaan Kanjuruhan, teruntai dalam prasasti Dinoyo atau prasasti Kanjuruhan 760 sebagai dokumen resmi pemerintahan yang dikeluarkan oleh Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Prasasti Dinoyo yang ditulis dengan huruf Kawi, berbahasa Sansekerta berangka tahun Candra Sangkala Nayana Vayu Rase (682 caka) bulan Margacirsa paro terang hari Jumat atau Jumat Legi 28 Nopember 760.
Peristiwa besar kala itu ditandai dengan upacara peresmian Valahajiridyah, sebagai tempat suci untuk Resi Agastya sekaligus mengganti patung Sang Resi yang semula dari kayu cendana diganti patung batu hitam agar dapat dilihat seluruh lapisan masyarakat. Gajayana yang ketika masih bernama Liswa menganugerahkan kepada Ramandanya (Dewasimha) sebuah tempat tinggal di surga, pura Kanjuruhan yang agung. Kata ”Liswa” artinya anak komedi atau badut, sebuah kata yang masih dapat dijumpai pada nama Candi Badut di (Desa Badut).
Dalam kaitannya dengan bukti tersebut, dengan sikap bijak para pihak menggunakannya sebagai pedoman atas upaya menjawab pertanyaan : “Bilamana daerah yang kemudian berkembang menjadi Kabupaten Malang, meretas kehidupan pada awal sejarahnya?” oleh karenanya tanggal 28 Nopember 760 disepakati dan ditetapkan sebagai Hari Jadi Kebupaten Malang. Sejak tanggal itu pula catatan sejarah tentang pertumbuhan Pemerintahan teratur, dimana Kabupaten Malang dewasa ini mendapatkan pertautan hiostorisnya dengan kerajaan Kanjuruhan,. Perkembangan sejarah selanjutnya peranan makin mengalami pasang surut, namun tidak pernah hilang dari percaturan sejarah.
Pada tahun 891, seorang pengusaha dari Kanjuruhan yang bergelar Rakryan Kanuruhan meresmikan tanah Perdikan Balingawan (Mangliawan dekat pemandian Wendit Malang).
Pada abad X disebutkan dalam Prasasti Calcutta : Rakryan Kanuruhan Mpu Narottama seorang pengikut Erlangga yang sangat setia, telah berjuang bersama Erlangga menegakkan kekuasaan Dinasti Icana. Dinsasti icana  yang dibangun oleh Mpu Sindok ini mengalami kehancuran (Pralaya) diserang Wurawari dari Wengker. Melalui perjalanan panjang, pada akhirnya Narottama dan Erlangga berhasil mendirikan kembali Kerajaan Kahuripan yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan Kediri dan Panjalu (Malang).
Banyak prasasti yang ditemukan di Malang, berasal dari jaman Dinasti Icana antara lain: 1) Prasati Turyyan (Turen), mengenai pendirian Kucala atau rumah penginapan di Turen. 2) Prasasti Songgoriti, mengenai pembangunan candi dan pemandian air hangat.
Tahun 1222 kekuasaan Dinasti Icana berakhir. Raja Kertajaya dari Kediri dikalahkan oleh Ken Arok yang kala itu sudah menjabat Akuwu Tumapel, dalam pertempuran dahsyat di Genter (dekat Pujon).
Antara tahun 1222 s/d 1292 Malang muncul kembali sebagai pusat pemerintahan di bawah kekuasaan Dinasti Girindra. Tercatat ada 4 raja berturut-turut yang berkuasa di Malang, yaitu: 1) Sri Rajasa Batara Sang Amurbawuni (Ken Arok) yang mendirikan Dinasti Girindra. Ibukotanya di Kutaraja (Kutorejo kecamatan Kedungkandang). 2) Anusapati 1227-1247, dicandikan di Kidal (Tumpang). 3) Wisnuwardhana1248-1268 memindahkan ibukota ke utara yaitu  dari Kutaraja ke Singasari, setelah wafat di candikan di Jajaghu (Candi Jago Tumpang). 4) Kertanegara 1268-1292, pada masa pemerintahannya, Kerajaan Singasari menjadi kerajaan besar dan diperhitungkan di Asia. 5) 1293 s/d akhir abad XV adalah episode Majapahit yang terkenal. Raden Wijaya dari Singasari inilah yang mendirikan Dinasti Brawijaya. Ia bergelar Sri Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309). 6) Tahun 1293 s/d 1767 silih berganti kekuasaan berpindah tangan, Episode Majapahit dilanjutkan Kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Surakarta, Yogyakarta, Pakualam, Mangkunegara. Sementara Portugis dan Belanda mulai menjarah nusantara.
Meski Malang tidak pernah lagi menjadi pusat kekuasaan, namun peran sejarahnya tidak bisa diabaikan. Jaman Majapahit yang ditugaskan di Malang yaitu Paduka Batara Ri Kabalan (Kabalan terletak di Cemorokandang Malang).
Jaman penjajahan Belanda yang panjang itu, Malang merupakan basis para pejuang bangsa yang sangat tidak mudah dilakukan. Baru sekitar tahun 1767 Malang dapat dengan susah payah dikuasai Belanda, dengan status Kabupaten dalam Karesidenan Pasuruan.
Dengan merujuk uraian sejarah serta bukti-bukti pendukung yang ada, urutan Bupati Malang akan diawali dari masa Malang sebelum jatuh ke tangan belanda sampai dengan bupati yang diangkat pada masa kolonial Belanda antara lain sebagai berikut: 1) Mas Penganten, yang juga bernama Raden Adipati Wironegoro Bupati Pasuruan yang merupakan anak Surapati mengungsi ke Malang tahun 1760 karena diserang kompeni yang bersekutu dengan Patihnya Kyai Tumenggung Mertonegoro dan menjadi bupati di Malang selama 17 tahun (1760-1777); 2) Malayakusumo, adik dari Wironegoro (1777) meninggal di pantai selatan (Wanalapa) setelah itu Malang dibawah kekuasaan bupati yang berada di Pasuruan yaitu Raden Adipati Notodiningrat I; Sedangkan para Bupati Malang sejak terbentuknya Kabupaten Malang hingga sekarang adalah:
Dari uraian tentang Hari Jadi Kabupaten Malang seperti yang dipaparkan saat ini, makna suatu kehidupan masyarakat dalam perjalanan sejarahnya dari waktu ke waktu, sangat kita butuhkan keberadaannya, baik yang kita gali jauh sebelum masehi atau sesudah masehi. Hal inilah yang menjadi perhatian kita bersama dalam rangka menujun kebesaran sejarah budaya bangsa yang tiada henti dan tiada batas.
Demikian sejarah singkat Kabupaten Malang, semoga dapat memberikan pelajaran dan manfaat bagi kita semua pada hari jadi Kabupaten Malang yang ke-1252 dan yang lebih penting adalah bagaimana kita menumbuhkan semangat atau jiwa bagi kelangsungan kehidupan masyarakat Kabupaten Malang dalam upaya mewujudkan sesanti leluhur, “Satata Gama Karta Rahardja”. (ryo)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Rapat Paripurna (Istimewa) DPRD Kabupaten Malang dalam Rangka Peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang yang Ke-1252 "


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA