Cak Bagong
Posted in |
PASURUAN, SMN - Semakin
berkembang serta semakin majunya jaman saat ini, semakin banyak pula sesuatu
yang dirasa ketinggalan jaman akan ditinggalkan. Tak terkecuali kesenian
tradisional, jawa khususnya. Terlebih di kalangan anak muda.
Namun
tidak demikian dengan salah satu warga dusun Magersari, desa Kedawung Kulon, Grati,
Pasuruan ini. Cak Bagong, begitulah pria paruh baya ini biasa di sapa. Saking
‘cintainya’ dengan kesenian dan kebudayaan jawa, baik ludruk, wayang kulit
tanpa terkecuali pranoto adhi coro (bahasa jawa halus atau kromo inggil yang
biasa disampaikan dalam acara temu menten adat jawa, red).
Tak sulit
menemukan rumah pria yang satu ini. Saat koran ini mencoba mendatangi rumah cak
Bagong untuk ‘mengorek’ lebih jauh terkait hobinya ngawuri-uri kabudayan jawi
yang dilakoninya sejak kecil, dengan gaya yang sangat khas, nyantai, namun
bersahaja ini mempersilahkan untuk masuk.
“Bagaimana ya
mas, nggak tahu, turun temurun meskipun kami dilahirkan di wilayah kabupaten
pasuruan dengan suku budaya yang beraneka ragam, tapi ngawuru-wuri(menjaga dan
melestarikan kebudayaan jawa)masih kami pegang teguh. Keluarga saya, termasuk
saya pribadi begitu sangat senangnya dengan seni kejawen ini”, terang Cak
Bagong menceritakan panjang lebar kecintaannya terhadap kabudayan jawi yang
semakin lama hampir hilang ini.
Lebih miris
lagi, kata pria yang juga aktif dalam penanganan penanggulangan bencana banjir
yang setiap tahun melanda sebagian wilayah Grati ini, banyak kaum muda mudi yag
maa, hidup di ranah jawa tidak mengerti atau kurang paham dalam kesenian, kebudayan
atau adat jawa. Dirinya mengakui hal itu, mengingat perkembangan segala
teknologi saat ini. Namun dirinya menginginka agar jangan sampai benar-benar
luntur bahkan hilang. Terlebih tidak tahu apa itiu pranotocoro, kesenian wayang,
ludruk dan sebagainya
Tak pelak, kecintaannya
dengan kabudayan jawi tersebut membuahkan hasil. cak Bagong mengaku, salah satu
kelebihannya untuk membawakan acara atau MC temu manten adat jawa atau Pranoto
Adhi Coro, sering mendapatkan job. Tak tanggung-tanggung, job untuk membacakan
Pranotocoro itu selain datang dari luar pasuruan, tak sedikit job-nya
berdatangan dari luar pasuruan. ”Banyak juga job Pranotocoro yang datang dari
daerah yang notabene kultur jawanya masik kuat melekat, misalnya dari Kediri, Tulungagung
hingga Ngawi”, ungkap pria yang ingin membentuk paguyuban para pecinta seni
baik jawa maupun kesenian dari suku lain ini, demi menjaga kelestariannnya.
Ditanya soal tarif untuk sekali membawakan
Pranotocoro dalam sebuah acara, cak Bagong, dengan senyum khasnya enggan
menjawab. Dirinya hanya memberikan contact person jika memang ada hajat yang
membutuhkan kepiawaiannya dalam MC bahasa jawa atau pranotocoro, dalang wayang
kulit bahkan acara-acara kesenian atau kabudayan jawa lainnya. Cak BAGONG;
081334572362. (Wan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Cak Bagong"
Post a Comment