Pembalakan Liar Marak di Mantangai, Oknum Polsek Ditengarai Ada “Main”
Posted in |
Puluhan kayu gelondongan |
KUALA KAPUAS, SMN - Berdasarkan pantauan wartawan SMN, dalam dua
bulan terakhir ini. Di Sungai Kapuas, tepatnya di Kecamatan Mantangai, Kabupaten
Kapuas hampir setiap hari, marak melintas rakit kayu gelondongan,
panjang 4 meter, yang diameternya diperkirakan rata-rata 20 centimeter.
Terakhir, Rabu (24/10) lalu. Sekitar pukul 10.00 wib, di Desa Kalumpang.
SMN menemukan ada 5 buah rakit kayu jenis Rimba Campuran (RC) ditambat dikiri
kanan sungai, yang jumlahnya diperkirakan tidak kurang 500 potong.
Nampaknya, rakit-rakit itu ditambat pemiliknya, selain lantaran air
sungai pasang. Juga karena menunggu malam, supaya bisa lolos dari
aparat, pada saat membawanya milir, melintas di Mantangai.
Informasi yang dihimpun dari warga setempat
menyebut, kayu-kayu tersebut berasal dari aksi pembalakan liar, yang
dilakukan warga di sekitar Sei Mangkutup. Serta diangkut ke sawmill-sawmil yang
ada Desa Tarantang dan Manusup, untuk diolah menjadi kayu balok dan papan.
Menurut warga, kalau tidak ada permainan
antara pemilik kayu dan aparat kepolisian, mustahil kayu-kayu tersebut, selama
ini bisa lolos, serta bebas melenggang melintas didepan Pos Polsek Mantangai.
Sebab menurut mereka, aparat kepolisian yang piket, setiap saat melakukan
patroli menggunakan Speedboad. Terutama pada malam hari.
“Jadi kalau ingin lolos dari polisi,
pemilik kayu harus “main” dengan oknum polisi. Biasanya mereka minta jatah Rp
20 ribu per-potong. Dikalangan pekerja kayu, permainan seperti ini udah
biasa, yang penting bisa kerja, Biasanya kayu–kayu tersebut lewat malam hari,
dan itu ada kodenya, supaya tidak dikejar polisi,” ujar warga yang tidak mau
disebut namanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Kepolisian Sektor
(Kapolsek), Mantangai AKP. Suranto, saat dikonfirmasi dikediamannya di
Mantangai mengatakan, tidak mengetahui, kalau selama ini diwilayahnya banyak
kayu-kayu lewat. Sebab menurutnya, dia selalu tidak berada
ditempat lantaran sering ke Kapuas, dan kalau malam tidur jam
12.
Menurutnya, dia baru mengetahui hal tersebut,
hanya dalam minggu-minggu ini. Karena dirinya sering ditelpon masyarakat, baik
yang menanyakan maupun yang menginformasikan, kalau diwilayahnya banyak
kayu-kayu yang sering lewat. “Saya baru tau setelah kayu tiba di Manusup,
Tapi begitu saya tanya petugas yang piket, ada kayu lewat katanya nggak tau,
ketiduran katanya. Saya jengkel juga, apakah ada permainan antara petugas yang
piket dengan saya, saya juga tidak tau.” Ujar Suranto.
Padahal menurutnya, dia sudah
menjelaskan kepada anggotanya, bahwa di polsek yang memimpin cuma satu.
Dan kalau ada apa-apa yang ditanya bukan anggota tapi kapolsek. “Jadi
walaupun saya tidur, atau dimanapun, kalau ada apa-apa tentang pelaksaan tugas,
anggota saya wanti-wanti agar menghubungi saya. Dan setelah saya analisa,
kayu-kayu tersebut lewat, tidak mungkin sore. Pasti malam sekitar jam 3 keatas,
dan kemungkinan mesinnya dimatikan, rakitnya dilarutkan saja” tambahnya.
Kemudian, menanggapi beradaan 5 buah rakit yang sedang ditambat di Desa
Kalumpang, Suranto berjanji akan memerintahkan anggota, untuk memeriksanya.
(mandau)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Pembalakan Liar Marak di Mantangai, Oknum Polsek Ditengarai Ada “Main” "
Post a Comment