PDAM Gianyar Tak Mampu Pertahankan Layanan Prima
Posted in |
Bali, SMN - Juara harapan
II Provinsi Bali yang disandang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Gianyar dipredksi bakal bergeser pada penilaian CPP (citra pelayanan prima)
kedepan. Dipastikan berakhir dan terdegradasi oleh kondisi yang dialami
perusahaan itu saat ini. Yang selain mengalami kerugian, diakui mencapai 2,3
milyar, juga mengalami penurunan layanan distribusi.
Diakui Ir. Made
Sastra Kencana. M.Si, Dirut PDAM Gianyar menjabat saat ini, kondisi yang
dialami pihaknya itu sebagai akibat dari distribusi atau layanan air pada
pelanggan belum maksimal. Salah satunya akibat existing atau pipa jaringan
distribusi pelanggan yang tidak memadai. Yang diperparah lagi dengan tingginya
tingkat kehilangan air yang dialami, sampai saat ini, diakui hingga mencapai 57
%.
Kondisi dan
keterangan itu, sangat kontradiktif dengan kondisi kantor bersangkutan sebelum
ia menjabat. Kondisi kantor dengan kategori seperti pada piala yang diraihnya,
dari hasil penilaian tim verifikasi terkait penilaian pelayanan prima kantor
bersangkutan. Yang indicator penilaiannya, selain baik dari segi layanan,
kemampuan SDM pegawainya, serta system menejemen pun harus mendekati sempurna.
Artinya,
kategori juara, kendati sebagai harapan II tingkat provinsi, seharusnya
berkondisi sesuai dengan penghargaan yang diraihnya. Layanan berikut indicator
lain yang menjadi bahan penilaian itu harus berkondisi baik. Alias, seharusnya,
tidak seperti yang dialami kantor bersangkutan saat ini, merugi, bahkan diakui
tidak maksimal dari segi layanan terhadap pelanggan.
Juga
kontradiktif dengan kategori PDAM sehat yang juga disandang perusahaan daera
bersangkutan. Hasil penilaian tim atau lembaga yang secara khusus melakukan
evaluasi layanan serta potensi yang dimiliki masing-masing PDAM Kabupaten/Kota
termasuk di Bali. “Kondisi itu, kan pada saat itu. Pada tahun 2008 silam.
Buktinya, pelanggan kami yang terus mengalami pertumbuhan tidak terlayani
dengan baik. Apalagi dengan kondisi sumber air kami yang cenderung menurun,”
kata Kencana.
Bukankah akan
ada sumber baru yang digagas pemerintah dari sumber air Tukad Petanu? Kencana
menegaskan, bahwa sumber itu tidak memungkinkan menjadi sumber distribusi
pihaknya. Itu mengingat harga yang ditawarkan sumber tersebut, konon berpotensi
mencapai 50 liter perdetik khusus untuk PDAM Gianyar, tidak terjangkau oleh
masyarakat atau pelanggan. Apalagi dengan sikap Pemkab Gianyar, diakui Kencana,
seolah tidak bisa diharapkan untuk memberikan mensubsidi anggaran kendati
ketersediaan air, juga seharusnya merupakan tugas dan kewajiban pemerintah
daerah setempat.
Padahal,
menurut sumber terpercaya media menyebutkan, bahwa sumber system Petanu yang
akan digarap 2012 ini, menggunakan anggaran murni pemerintah. Alias tidak lagi
melibatkan pihak investor, sehingga masalah harga, secara pasti akan
menyesuaikan kemampuan atau daya beli masyarakat. (Wir)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
May 20, 2013 at 2:47 PM
Kapan PDAM Gianyar bisa online, agar tidak seperti sekarang 20 mei 2013 pelyanan pembayaran di PDAM sapat mengalami gangguan....!