Warga Dauh Puri Kelod Mulai Sangsikan Keseriusan BWSBP


          Denpasar, SMN - Warga Desa Dauh Puri Kelod, tepatnya warga yang bermukim di seputaran Jalan Pulau Misol II Denpasar, mulai menyangsikan keseriusan pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida atau BWSBP. Secara khusus terkait penanganan kerusakan senderan sungai Tukad Badung pada titik wilayahnya yang jebol pada November 2011 lalu.
Itu mengingat, menurut warga, hingga saat ini belum terlihat adanya tindakan yang dilakukan pihak BWSBP. Bahkan sekedar informasi kapan akan dilakukan perbaikan, pun belum jelas diketahui warga. Kerusakan masih dibiarkan. Bahkan sepertiga bagian badan jalan tersisa akibat jebolnya senderan, masih tetap seperti November 2011 lalu. Atau masih berkondisi sama saat setelah senderan sungai jebol pengaruh curah hujan yang meningkat saat itu, dan berakibat arus deras dan meluapnya volume air Tukad Badung.
Keluhan warga terkait kondisi senderan itu, pun turut didengar I Ketut Beji, SE, kepala desa setempat. Ditemui di kantornya di seputaran Jalan Teuku Umar Denpasar, ia bahkan menyebutkan, kerusakan sudah cukup lama dibiarkan. Padahal kerusakan, kata dia, telah pihaknya laporkan kepada pihak terkait. Baik Dinas PU Kota Denpasar, termasuk pihak BWSBP sejak kerusakan senderan itu terjadi.
“Saya pernah menyampaikan langsung ke PU yang di Jalan Cok Agung Tresna, Renon (Dimaksud BWSBP, red). Mereka hanya bilang, akan ditangani. Namun mengenai kapannya, itu yang belum jelas. Mengingat hingga saat ini saja, tanda-tanda akan dilakukan penanganan pun belum Nampak,” ujar Ketut Beji.
Menurut Ketut Beji, penanggulangan kerusakan senderan itu semestinya bisa segera dilakukan pihak terkait. Bukan saja karena telah ia laporkan, namun karena kerusakan senderan juga telah diketahui pihak PU Denpasar dan pihak BWSBP. Bahkan pada hari saat senderan mengalami kerusakan atau jebol akibat gerusan arus Tukad Badung yang deras dan meluap akibat intensitas curah hujan saat itu, cukup tinggi.
Sementara itu, awak media ini yang sempat meninjau lokasi jebolnya senderan (Juma’t, 11 Mei 2012 red), turut membenarkan kondis kerusakan seperti yang disebutkan warga termasuk Ketut Beji sang Kepala Desa. Tiga titik kerusakan senderan Tukad Badung di Jalan Pulau Misol II, bahkan terparah di sekitar dekat jembatan jalan setempat masih belum tersentuh perbaikan.
Badan Jalan Pulau Misol II yang tersisa sebagian kecilnya, disebut-sebut warga akibat turut tergerus jebolnya senderan yang hingga mencapai sekitar 10 meteran itu pun masih belum diperbaiki. Padahal jalan, diakui warga, merupakan satu-satunya akses lalulintas menuju Jalan Imam Bonjol atau jalan teuku Umar Denpasar dari Jalan Pulau Misol II tersebut.
Jika memperhatikan kondisi itu, warga sekitar jebolnya senderan seolah terisolir. Dengan sebagian kecil badan jalan tersisa, lalulintas kendaraan warga hanya bisa dilakukan menggunakan roda dua. Alias, jalan tidak memungkinkan dilintasi oleh kendaraan roda empat atau sejenisnya. Itu, sekalipun jika terdapat kebutuhan warga cukup mendesak dan harus dilakukan menggunakan roda empat.
Karena itu, kiranya wajar jika warga setempat mempertanyakan keseriusan pihak pelaksana perbaikan. Mengingat kerusakan, jika disebut warga sejak November 2011 lalu, sudah mencapai kisaran 8 bulan berjalan belum dilakukan perbaikan. Kondisi kerusakan masih tetap, dibiarkan. Seolah dicueki tanpa peduli himbasnya terhadap warga yang sepatutnya diayomi kepentingannya oleh pihak yang disebut “pemerintah” itu. (Wir)

Keterangan:
Foto Senderan Tukad Badung titik Jalan Pulau Misol II, Denpasar.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Warga Dauh Puri Kelod Mulai Sangsikan Keseriusan BWSBP"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA