Museum di Kawasan Makam Gus Dur Harus Luar Biasa
Posted in |
Jombang, SMN
Selain melakukan pembangunan kawasan makam mantan presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pemerintah juga akan membangun museum di sekitar makam Gus Dur. Museum itu diharapkan benar-benar berguna serta mempunyai nilai lebih. Perencanaan dan pematangannya telah di lakukan bersama pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Jombang. Museum seluas 1,5 Ha yang mnenjadi satu kesatuan di area parker
"Saya berharap jangan sampai museum di kawasan makam Gus Dur itu kalah kwalitasnya dengan museum yang ada di makam presiden RI pertama, yakni Bung Karno di Blitar," tutur Suyanto Bupati Jombang saat koordinasi perencanaan pembangunan makam Gus Dur di ruang Suro Adiningrat pemkab Jombang, pada Rabu (2/3).
Hadir dalam rakor siang itu wagub Jatim Saifullah Yusuf, pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), Bupati Jombang dan Wakil Bupati Jombang, Kementrian PU (Pekerjaan Umum), Kementrian Budaya dan Pariwisata, Kementrian Kesra, Kementrian Sosial, serta Kementrian Agama.
Bupati Suyanto berharap, museum tersebut bukan hanya sekedar tempat meletakkan benda-benda bersejarah saja. Namun, kata Suyanto, harus ada nilai pembelajaran. Sehingga kedepan, generasi penerus bangsa ini akan mengetahui bahwa ulama juga mempunyai peran dalam mendirikan negara Indonesia.
Wagub Jatim, Saifullah Yusuf merespon positif usulan tersebut. Gus Ipul berharap agar Kementrian Budaya Dan Pariwisata yang hadir dalam koordinasi itu melakukan study banding ke makam presiden RI pertama di Blitar. Hanya saja, Gus Ipul berharap, agar museum tersebut disesuaikan dengan kultur Jawa Timur, tidak terlalu megah dan tidak juga tidak terlalu jelek. "Yang diinginkan Bupati Suyanto, museum di kawasan makam Gus Dur ini harus luar biasa, tapi ya jangan terlalu mewah… saya khawatir pengunjung malah takut untuk masuk, yang penting disesuaikan dengan kultur Jawa Timur lah…" tutur Gus Ipul
Rencananya nama museum tersebut adalah 'Museum Islam Nusantara”. Namun pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid yang juga hadir dalam forum itu, mengusulkan nama museum tersebut tetap mencantumkan nama KH. Hasyim Asyari.
Mengapa tidak menggunakan nama KH Abdurrahman Wahid? Gus Solah beralasan, selama ini kakeknya, yakni KH Hasyim Asyari merupakan simbol dari ulama dalam menentang penjajahan, baik melawan Belanda maupun Jepang.
"Dalam museum itu akan memuat sejumlah foto atau gambar kisah perjuangan para pahlawan serta tulisan para ulama dan barang-barang bersejarah. Kini barang-barang berharga itu mulai saya kumpulkan, termasuk tongkat yang diberikan pada mbah Hasyim . Dengan begitu, generasi yang akan datang akan tahu bahwa ulama juga punya andil dalam mengusir penjajahan di Indonesia," kata Gus Solah.
Pihak kementrian Budaya Dan Pariwisata sudah menyediakan anggaran sebesar Rp 5 miyar untuk pembangunan museum ini. Rinciannya, Rp 1 milyar untuk perencanaan dan Rp 4 milyar untuk fisik. Sementara lahan yang dibutuhkan sekitar 1,5 Ha.(puji)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Museum di Kawasan Makam Gus Dur Harus Luar Biasa"
Post a Comment