Jatah Beras Impor di Jatim Dikurangi
Posted in |
Surabaya, SMN
Jatah beras impor yang masuk melalui Jawa Timur {Jatim) dikurangi dari 250 ribu ton menjadi 110 ribu ton setelah ada desakan dari Komisi B DPRD Jatim kepada Menteri Perdagangan, Marie Elka Pangestu.
"Beberapa waktu lalu, kami sudah mengajukan pengurangan itu, dan akhirnya Menteri Perdagangan menyetujuinya," kata Ketua Komisi B DPRD Jatim, Renville Antonio, di Surabaya, Rabu.
Pengurangan itu, lanjut dia, dapat meminimalisasi perembesan beras impor di pasaran di Jatim. Beras dari Thailand dan Vietnam itu hanya transit saja di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dan bukan untuk konsumsi masyarakat Jatim.
Meskipun demikian, hal itu tetap saja dapat menimbulkan kekhawatiran, mengingat saat ini sebagian wilayah di Jatim sudah musim panen. "Kekhawatiran itu cukup beralasan karena pada 2010 saja produksi beras di Jawa Timur mencapai 11 juta ton, dan hanya empat juta ton untuk konsumsi masyarakat sehingga kedatangan beras impor berpotensi merusak harga pasar," kata politikus Partai Demokrat itu.
Selain itu, kemampuan BULOG dalam menyerap beras dari petani di Jatim hanya 1,1 juta ton. Hal itu, juga menimbulkan kekhawatiran karena rendahnya daya serap BULOG itu diakibatkan oleh tingginya harga jual beras petani.
Sementara itu, Kepala Perum BULOG Divisi Regional Jatim, Agusdin Faried, mengaku tidak mempermasalahkan pengurangan jatah beras impor melalui Jatim itu. "Kami hanya menjalankan perintah. Berapa pun beras yang masuk ke Jatim, kami siap menampungnya," katanya. Ia menambahkan, beras impor yang masuk gudang BULOG sebanyak 22.700 ton sudah didistribusikan ke Semarang , Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Kini tinggal 700 ton lagi.
Kapal VCT SUN yang mengangkut 22.700 ton beras dari Vietnam dijadwalkan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Rabu. Dari jumlah itu, sebanyak 5.000 ton beras akan dikirimkan ke Papua. ?Beras yang masuk ke Jatim, akan dimasukkan gudang dulu, setelah itu dikirim ke beberapa daerah tujuan, termasuk Papua," katanya
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1717/M-DAG/SD/11/2010 disebutkan, 20 pelabuhan ditunjuk sebagai tempat penampungan beras impor. Pelabuhan Tanjung Perak menjadi pelabuhan impor beras terbesar kedua dengan 250 ribu ton setelah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan 265 ribu ton. (Toto)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Jatah Beras Impor di Jatim Dikurangi"
Post a Comment