Rehab MTs Bumirejo-Krecek Bermasalah?

Dapat dana hibah Pemerintah Australia sebesar Rp 750 juta, utang material  Rp 31 juta, dua tahun belum di bayar
Kediri, SMN - Siapa sangka, rehab MTs Bumirejo Krecek Kecamatan Badas yang telah selesai tahun 2010 menyisakan masalah. Rehab yang konon atas bantuan dari Pemerintah Australia sebesar Rp 750 juta melalui Program Kemitraan Indonesia-Australia {Australia Indonesia Partnership} itu terancam akan “diperkarakan“ oleh mitra kerja mereka ketika rehab berlangsung dua tahun lalu. Adalah Mohammad Zavi (33) pemilik UD Silvi Jaya yang beralamat di jln Masjid no 46 Krecek, Badas yang selama rehab bangunan sekolah itu berlangsung mendapat kepercayaan dari Ketua Pembangunan Madrasah [KPM] Karyadi untuk memasok material.Berangkat dari niat yang tulus untuk turut serta berpartisipasi atas suksesnya rehab sekolah yang ada dikampungnya itu, ia segera mengirim semua kebutuhan pembangunan sekolah itu meskipun pembayaran di lakukan di belakang hari [bon].
Awalnya pembayaran material yang di pasok Zavi ke sekolah lancar-lancar saja. Namun sampai rehab selesai tahun 2010 lalu, material yang berupa keramik, plafon, kayu untuk konstruksi hingga meubelair/meja kursi, pembayarannya macet alias belum dibayar hingga sekarang senilai Rp 31 juta. Zavi  selama dua tahun menanyakan haknya baik ke pihak yayasan maupun ke Panitia Pembangunan Madrasah selalu di ping pong kesana kemari.
Pernah ia ke Karyadi untuk menanyakan pembayaran itu .Namun jawaban yang ia dapat bahwa kekurangan pembayaran sebesar Rp 31 juta itu bukan tanggung jawabnya melainkan tanggung jawab yayasan. Berharap uangnya kembali Zavi segera menemui Ketua Yayasan Haji Sakri. Tak berbeda jauh, menurut Haji Sakri kekurangan pembayaran ke pemasok material itu bukan tanggung jawab yayasan, melainkan tanggungjawab Panitia rehab karena yayasan telah menyerahkan semua ke Panitia Rehab. Bahkan menurut Haji Sakri, kegiatan rehab sempat terlantar sehingga yayasan harus nomboki untuk menyelesaikannya. ”Saat itu saya berangkat haji,ternyata sepulang haji bangunan mangkrak, terpaksa yayasan yang meneruskannya sampai selesai”, terang Haji Sakri saat ditemui di rumahnya di Gerbong, Krecek.
Zavi merasa urusan kekurangan pembayaran material yang ia pasok semakin tidak karuan jluntrungnya, mengaku sangat jengkel dan menyatakan akan mengambil paksa barang-barang yang ia pasok ke sekolah itu. “Saya sudah jengkel dengan permasalahan ini,kalau tidak ada tanggungjawab menyangkut kekurangan uang saya,terpaksa material akan saya ambil lagi, wong tidak dibayar”, ungkap Zavi.
“Usaha toko material saya sampe bangkrut karena perputaran uang yang macet gara-gara ini”, tambah Zavi. Kepala MTs Usman mengaku sangat menyesalkan langkah yang akan diambil Zavi untuk menyelesaikan masalah kekurangan pembayaran atas material miliknya. ”Kalau barang-barang diambil paksa akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah ini, alangkah lebih arif kalau permasalahan ini diselesaikan dengan jalan musyawarah”, kata Usman.
Kepala Kantor Kementrian Agama {Kemenag} Kabupaten Kediri Drs Hadi Mukharom MPd yang ditemui Suara Media Nasional melalui Kabag Humas Slamet Riyadi mengaku kaget atas permasalahan ini. Slamet mengakui bahwa selama ini banyak permasalahan yang membelit yayasan tersebut. Namun ia tidak menduga kalau ternyata ada permasalahan yang menyangkut fihak ketiga. ”Terus terang kami kaget sekali kalau ternyata rehab sekolah yang selesai tahun 2010 kemarin masih ada tanggungan ke pemasok material ada yang belum di bayar”, kata Slamet.
Menurutnya dana hibah yang diperoleh dari Pemerintah Australia sebesar Rp 750 juta adalah nilai yang sangat besar.Jadi sungguh sangat disesalkan apabila ternyata dalam praktek alokasinya menyisakan masalah. ”Kementrian Agama sebagai pembina lembaga pendidikan Islam akan menggunakan fungsi dan kewenangan untuk membantu menyelesaikan masalah ini”, terang Slamet.
Menurut pantauan koran ini di lapangan, berlarut-larutnya penyelesaian permasalahan ini karena tidak adanya komunikasi yang harmonis antara Yayasan dengan panitia pembangunan pada saat itu. Maka peran dari Kementrian Agama Kabupaten Kediri diharapkan dapat membantu mengurai benang kusut yang terjadi di MTs Bumirejo. ”Kami akan mencoba mempertemukan antara Yayasan, Panitia Pembangunan dan fihak ketiga yang materialnya belum di bayar,agar masalahnya jadi jelas”, janji Kabaghumas Slamet Riyadi. [Bd]
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Rehab MTs Bumirejo-Krecek Bermasalah?"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA