Kunker Ketua PKK Jatim Ke Ponorogo

Kunker Ketua PKK Jatim
Ponorogo, SMN
Bude Karwo, sapaan akrab untuk ketua tim penggerak PKK Jatim dalam kunjungan kerjanya ke Ponorogo pd tgl 25/1. Bertempat dibalai desa Sukosari kec Babadan menyampaikan bahwa ternyata angka penderita gizi buruk dikabupaten ponorogo msih cukup tinggi,walaupun persentasenya telah menurun.
Akan tetapi angka kematian bayi di wilayah kerja ponorogo masih diatas rata-rata dari 38 kab/kota dijatim,dengan 116 kasus kematian bayi akibat gizi buruk ternyata masih diatas rata rata angka kematian bayi akibat gizi buruk di Jatim, yaitu setelah dijumlah seluruh angka kematian bayi akibat gizi buruk dijatim dibagi 38 jumlah kab/kota yang hanya ketemu angka 90,7 maka ponorogo perlu mendapatkan perhatioan yg lebih serius.
Dengan didampingisejumlah pengurus tim penggerak PKK JATIM diantaranya wakil ketua yang sekaligus ketua darma wanita dan juga sekretaris Ibu Nina Sukarwo menyampaikan bahwa dari data Dinas Kesehatan povinsi jatim tercata mulai medio januari hingga mei 2010 diponorogo ditemui 308 bayi yang menderita gizi buruk.Telah mengalami penurunan data sampai dengan tgl 24 januari 2011 tinggal 246 kasus,dengan perbandingan angka kematian bayi sebanyak 116 dari 100rb jumlah bayi yang lahir menunjukan bahwa angka rata rata kematian bayi diponorogo masih diatas rata rata kematian bayi dipropinsi jatim,sekalipun bukan  tertinggi yang ditempati kabupaten bojonegoro.
menurut Bude ternyata ada tiga hal yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi akibat gizi buruk,pertama adalah kurang benarnya pola asuh anak,yang disebabkan karena sangat minimnya pengetahuan dan perhatian orang tua atas pentingnya gizi bagi bayi.Dengan pemberian ransum kepada bayi yang terkesan seadanya,sehingga belum memenuhi angka kecukupan gizi bagi bayi.seperi yang diderita Fisal Aditya Candra Nugroho balita yg berasal dari ds jebeng kec slahung dimana kedua orang tuanya bekerja sebagai TKI.Kedua ditempati akibat penyakit infeksi,hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan perhatian orang tua terhadap penyakit yang diderita bayi,ditambah lagi dengan kebiasaan orang tua yang tanpa beban menitipkan bayinya pada nenek si bayi untuk ditinggal pergi sebagai TKI.
Sedangkan yang terakhir adalah disebabkan faktor ekonomi,dengan urutan prosentase penyebab pertama 40 prosen, kedua 28 prosen dan 25 prosen untuk penyebab ketiga.Cukup mencengangkan memang, kasus gizi buruk yang selama ini identik dengan faktor kemiskinan ternyata telah termentahkan yaitu dibuktikan dengan data yang menunjukan faktor utama ternyata disebabkan karena minimnya perhatian orang tua akan pentingnya gizi bagi bayi serta pola asuh bayi yang keliru menjelang berakhirnya kegiatan monitoring dan evaluasi penanggulangan gizi buruk dan kurang gizi Ibu Nina memberikan bantuakepada 150 penderita gizi buruk di ponorogo dan menghimbau agar gerakan PKK diponorogo lebih proaktif dan mengoptimalkan posyandu. Usai acara dibalai desa Sukosari,istri gubernur jatim melanjutkan kegiatanya dengan mendatangi rumah penderita gizi buruk yang berada didesa Sukosari jg yaitu Ahghisna Safa Wahdati balita berusia 21 bulan yang hanya berbobot 7,2 kg.jg didampingi Bupati Ponorogo bersama istri dan jajaranya. (ars)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Kunker Ketua PKK Jatim Ke Ponorogo"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA