Magetan, SMN - Nasib malang dialami Nayla Ramadani, balita usia empat tahun. Ia tewas digorok ibu kandungnya sendiri, Sriatun (35), warga Dusun/Desa Lemahbang, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis siang, 12 Juli 2012.

Kejadian ini pertama kali diketahui suami Sriatun, Sujarwo, 40 tahun, usai bekerja membenahi rumah tetangga di belakang rumahnya. “Saat itu di rumahnya hanya ada ibu dan anaknya,” kata paman Sriatun, Mardiono.

Peristiwa tragis ini langsung menggegerkan warga setempat. Perangkat desa yang mendapat laporan akhirnya melapor ke Kepolisian Sektor Bendo. Sujarwo tampak menangis histeris mengetahui anaknya dibunuh isterinya sendiri. Apalagi Nayla adalah anak semata wayang mereka. Sriatun diketahui memang mengalami gangguan jiwa sejak remaja. “Ibunya memang stress sudah lama dan kadang kambuh, sepertinya penyakit keturunan dari mbahnya,” Mardiono menambahkan.

Meski mengalami gangguan jiwa, Sriatun tak pernah marah atau melukai orang lain. “Dia cenderung diam dan baru kali ini berbuat seperti ini,” ujar Mardiono. Menurut tetangga sekitar, sebelum diketahui meninggal dunia, Nayla sempat menangis dan digendong ibunya. Setelah terdiam, Nayla dibawa masuk ke dalam rumah dan tertidur. Setelah itu diketahui korban sudah tewas tergorok.

Korban mengalami luka gorokan di leher bagian belakang atau tengkuk. Saat ditemukan, korban dalam posisi tertelungkup dan Sriatun tampak terdiam meski menyaksikan anaknya tewas bersimbah darah.

Unit Identifikasi Kepolisian Resor Magetan langsung diterjunkan dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Kepolisian mengamankan barang bukti sabit yang digunakan pelaku untuk menggorok korban. “Pelaku sudah kami amankan dan akan diperiksa termasuk apakah memang mengalami gangguan jiwa,” kata Kasatreskrim Polisian Resor Magetan AKP Wasno.

Kapolsek Bendo AKP Sujarwanto menambahkan pihaknya telah memintai sejumlah saksi dalam kejadian ini. “Ada sekitar enam saksi yang dimintai keterangan mulai dari pihak keluarga sampai perangkat desa,” ucapnya (Sy)