BKKBN Provinsi Jawa Timur Gelar Sosialisasi KB Mandiri
Posted in |
SURABAYA, SMN - Ruang LIBI Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Jalan
Airlangga 31-33 Surabaya, digelar pertemuan Sosialisasi KB Mandiri. Hadir
sebagai narasumber dr. Muhammad Tri Tjahjadi, MPH, Direktorat Bina Kesertaan KB
Jalur Swasta BKKBN Pusat, didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Djuwartini,
SKM, MM, dengan mengundang Kepala
SKPD Program KB serta beberapa perwakilan Rumah Sakit Swasta di Jawa Timur
antara lain RS Danisa Gresik dan RSAB Kirana Sidoarjo.
Tri
Tjahjadi menyampaikan, peningkatan KB Mandiri adalah salah satu upaya
memperkokoh penyangga utama Program Keluarga Berencana. Hal ini bisa terwujud
jika masyarakat umum sudah memiliki sikap dan perilaku dimana program KB telah
menjadi pola hidup dan berupaya untuk memenuhinya, sebagai bagian dalam mewujudkan
cita-cita hidupnya.
“Tugas
kita, mengupayakan perubahan sikap dan perilaku masyarakat dari belum menerima
KB menjadi menerima KB sebagai kebutuhan. Jadi seorang individu sudah dapat
dikatakan ber-KB mandiri ketika ada perubahan sikap dan perilaku, mau menerima
dan ikut program KB, ini yang utama,” jelasnya.
Menurut
Tjahjadi, guna mencapai kondisi masyarakat tersebut diperlukan antara lain
komitmen bersama, capacity building, penggerakan melalui proses
internalisasi dan eksternalisasi, dan kontinuiti melalui pelembagaan atau
pembudayaan. Hal ini juga harus terus diupayakan melalui advokasi dan KIE.
Disamping
penggerakan advokasi dan KIE, perlu didukung dengan upaya pemenuhan unmetneed,
peningkatan jejaring pelayanan seperti bidan di daerah-daerah, kompetensi
provider KB melalui pelatihan-pelatihan, serta peningkatan perangkat pelayanan.
“Karena konsumen KB yang puas akan menjadi motor penggerak yang sangat
potensial dalam sosialisasi KB Mandiri,” imbuhnya.
Program
KB Mandiri diperkenalkan sejak awal 1980, dan saat itu sangat populer dengan
program Lingkaran Biru-nya untuk menggaet komitmen mandiri masyarakat dalam ber
KB. Pada masa itu, program ini sukses karena dukungan besar dari pemerintah,
ditunjang dengan keberhasilan gerakan KB LIBI Pra Pemasaran Sosial melalui
pendekatan TOGA, TOMA, Organisasi Profesi, advertising, pengaruh stakeholder,
maupun dukungan media.
Dalam
perkembangannya kemudian diluncurkan juga Lingkaran Emas sebagai pengembangan
dari pendekatan pemasaran sosial Lingkaran Biru.
Saat
ini KB Mandiri memiliki potensi yang besar untuk dioptimalkan, karena jumlah
masyarakat mampu lebih banyak dari pada masyarakat kurang mampu dan fasilitas
pelayanan swasta jumlahnya lebih banyak dari pelayanan pemerintah. Disamping
itu jumlah dan jenis kontrasepsi mandiri lebih banyak beredar dipasaran.
Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 mencatat, sebesar 69,1
persen peserta KB dilayani oleh swasta, 22 persen dilayani oleh pemerintah,
sedangkan sisanya sebesar 7,6 persen mengakses kontrasepsi KB lewat pelayanan
lain, seperti Polindes dan Posyandu.
Untuk
mengikuti KB secara mandiri caranya sangat mudah, tinggal kunjungi fasilitas
pelayanan swasta, seperti Bidan, Dokter, Klinik, maupun Rumah Sakit Swasta
untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang, seperti implant, IUD, dan MOP
(vasektomi). Bisa juga mendapatkan alat kontrasepsi seperti kondom dan pil di
Toko Obat atau Apotek. Karyawan di perusahaan tertentu juga dapat menggunakan
fasilitas KB Perusahaan atau KB Asuransi. KB Mandiri dapat pula di akses di
seluruh fasilitas pelayanan pemerintah, melalui pelayanan kelas paviliun, VVIP,
VIP, kelas 1 dan 2. (Sam)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "BKKBN Provinsi Jawa Timur Gelar Sosialisasi KB Mandiri"
Post a Comment