“Di Jual Masjid Kota Batu”


Batu, SMN - Tentunya orang-orang pertama kali menilai heran, merasa bingung dan bengong saat melihat banner di sebelah Masjid Darush Sholikhin yang cukup besar dan bertuliskan “Di Jual Masjid. 1 juta /meter²”. Saat memasuki kota kawasan pariwisata kota Batu, kurang lebih 300 meter sebelum memasuki pasar batu, di sebelah kiri jalan dari arah kota malang.

Awal mula ide yang tercantumkan kalimat yang menarik untuk dibahas itu yakni tentunya tidak akan sembarangan dalam membuat kalimat, bahkan tidak sedikit orang menilai gila bagi pengguna jalan di daerah Temas terbelalak.meski di awal menuai sedikit ganjalan dan banyak  kritikan yang sifatnya membangun dan tidak membangun dan dinilai gila itu. Namun pihak panitia tetap berkomitment dan istiqomah sesuai tujuannya yakni akan menyelesaikan pembangunan rumah Allah dan sebagai tempat ibadah umat islam. Dan yang membuat para Panitia tetap kokoh pada pendiriannya yakni berprinsip pada Nabi, yang juga diawal kemunculannya banyak ditentang dan pernah dikatakan gila oleh mereka yang masih belum mengerti dan paham betul mengenai ajaran yang disampaikannya. Hal tersebut diungakapkan oleh Parno sebagai koordinator penggali dana pembangunan Masjid tersebut yang di temui wartawan SMN (06/10)kamis lalu.
Saat ditanya mengenai sejarah tanah, Parno menjelaskan bahwa tanah areal Masjid itu dulunya milik seorang warga keturunan Cina, dibeli dengan swadaya masyarakat  sekitar dengan harga Rp 350.000/m² pada tahun 2006  dan baru lunas setelah 2 tahun. Setelah itu tanah di wakafkan melalui keputusan bersama. Dan pada awal dilakukannya pembangunan masjid, panitia masih memiliki dana  Rp 92 juta, waktu itu dibelikan besi semua. Sedangkan direkening masjid ada sekitar Rp 180-an juta sebagai modal awal pembangunan masjid. Panitia sepakat membuat masjid baru dengan susah payah. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 20 Februari 2010 oleh Walikota Batu, Edi Rumpoko. Saat itu juga mendapatkan bantuan dari APBD Kota Batu sebesar Rp.100 Juta. “Jadi  saat itu dana terkumpul sampai 280 Juta”, kenang pria berkumis tipis ini.
Sampai sekarang ini pembangunan masjid sudah menghabiskan dana kurang leboh Rp 990 juta terhitung sebelum bulan suci Ramadhan 1432 H kemarin. ”Itu pun sudah di termasuk dana dari Pak Edi Rumpoko secara pribadi sebesar 100 Juta”, tambah parno
     Dari sinilah panitia juga sudah mulai kehabisan akal untuk bisa menggali dana lagi guna penyelesaian pembangunan Masjid. Maka menjelang bulan puasa kemarin diadakanlah rapat panitia sehingga melahirkan ide : “Dijual Masjid“ seperti yang tertera pada papan di pinggir Jalan tersebut.
Panitia merasa hal itu tidak menyalahi aturan yang ada didalam buku wakaf tunai. Maka setiap pembeli akan diberikan pemahaman  mengenai wakaf tunai dan selanjutnya akan diberikan  sertifikat wakaf oleh panitia pembangunan. “ini adalah investasi tiada henti sampai mati tetap berjalan“, terang Parno.
Sampai saat ini  Panitia pembangunan Masjid berwarna putih ini sudah menerima wakaf Tunai sebesar 426,5 Juta dari sekitar 326 pembeli. Luas  bangunan Masjid sendiri sekitar 1250m. Bahkan dari data pembelian, selain tertera nama-nama warga sekitar Masjid, Kota Batu dan seluruh nusantara, juga ada warga Malaysia dan Finlandia.
Mengenai adanya kontroversi dan kritik, Panitia siap mengajak Dialog kepada pihak-pihak yang merasa kurang sreg atau tidak setuju dengan cara-cara yang ditempuh oleh panitia masjid. “Kami siap didatangi dan mendatangi mereka-mereka yang ingin mengajak dialog, mas”, terang Parno yang juga mengaku aktif diLembaga Sosial Masyarakat (LSM) Fokal Mesra (Forum Kajian Air dan Lingkungan Menuju Selaras Alam) ini.
Pembangunan masjid yang menghabiskan dana  hampir 1 M itu yakni telah di rampungkannya  Pekerjaan lantai 1 dan lantai 2. Tinggal gebyok misrab (tempat Imam), kaca alumunium, tempat wudlu dan menara.” Bahkan Dewan Masjid Indonesia akan membangunkan menara senilai 300-400 juta. Tentunya ini masih dalam proses, sebab mereka sudah bikin MOU dengan panitia pembangunan masjid putih ini”, lanjutnya.
Dalam mengisi kegiatan di Bulan suci Ramadhan 1432H kemarin, Walikota bersama Ketua Komisi B, Hari Purwanto, SH ikut acara sahur bareng yang diadakan oleh panitia pembangunan masjid. Dalam acara tersebut, Wali Kota dirinya merasa malu saat ada acara  Nasional selalu disinggung sebagai Wali Kota yang jual Masjid. Sebab dalam proposal pembangunan Masjid tersebut juga tertera  nama Wali Kota selaku Pelindung dan Penasehat Panitia Pembangunan Masjid.
 “Dan Pak Wali berjanji akan segera ikut aktif menyelesaikan Pembangunan Masjid dan berjuang bersama- sama panitia. Asumsi dari forum sendiri : Kalau Pak Wali kota yang meletakkan batu pertama, maka beliau juga akan menyelesaikanya“, lanjut Parno.
Masjid ini rencananya akan diberi julukan ‘Masjid Putih’ sebab seluruh badan masjid sudah dicat putih sebagai warna dominan. Untuk itu panitia juga mohon dukungan dan do’a restu  agar pembangunan Masjid ini bisa berjalan dengan lancar. Adapun  para punggawa  dalam pembangunan Masjid ini antara lain :  ketua Panitia : H. Hasan Jumain, pemilik sate kelinci, Sekretaris : Drs. M. Nurhadi, Bendahara : Drs. H M. Fanani, pemilik sate Hot plate, dan Koordinator penggali dana : Parno, Ketua LSM FOKAL MESRA, Batu. (Az)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "“Di Jual Masjid Kota Batu”"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA