Derita Bayi dengan Anus Buatan
Posted in |
Ponorogo, SMN - Sungguh malang nasib anak ini,bertahan dengan anus buatan.Lebih kasihan lagi bayi putri buah cinta pasangan Eka Agus Rahayu dan Ria Elvina Agustin tersebut hanya tergolek lemas di pangkuan ibunda serta kakek neneknya.Lebih diperparah lagi bayi ini sejak lahir sudah ditinggal ayahnya,entah kemana tak ada kabar.
Kondisi balita saat ini sehat dan stabil, namun bila akan buang air besar dia selalu menangis kesakitan.Dokter memvonis dalam empat bulan kedepan harus segera dilakukan operasi lagi,tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bagaimana dengan saudara yang telah diberikan rejeki berlebih oleh Tuhan Yang Maha Kaya?
Derita bayi perempuan Natasyia Auliya usia 9 bulan sejak dilahirkan mengalami kelainan, karena usus kaliber colon mengecil (Micopeolon). Hal ini mengakibatkan bayi tidak bisa mengeluarkan air besar.
Terlahir pada tanggal 26 September 2010 dari Dukuh Ngaglek, RT. 01, RW. 02, Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo ini terpaksa harus dibuatkan lubang diperutnya untuk buang air besar.
Hal ini menurut dokter bisa dikembalikan seperti semula setelah bayi berusia satu tahun. Seperti dituturkan Ria Elvina Agustin (19 th) ibu bayi,saat ditemui di rumahnya, Selasa (28/6) kemarin dia menceritakan ketika melahirkan dalam keadaan normal dengan berat badan 3,5 kg dengan pertolongan bidan setempat. “Semuanya berjalan normal, tidak ada tanda-tanda kalainan pada anak saya,” ujar Ria.
Selang 2 hari tanda-tanda mulai nampak pada tubuh bayi. Perut membesar, kembung seperti masuk angin. “Dua hari buah hati kami merengek terus perutnya membesar disertai panas badan tinggi,” kenangnya.
Dia sekeluarga kebingungan dengan kondisi ini, setelah itu saya periksakan di bidan setempat dan diberi rujukan ke RSUD dr Hardjono Ponorogo. Setelah melakukan berbagai macam pengobatan dan hasil diagnosa terkena penyakit Atresia Ani atau saluran usus pembuangan air besar mengecil, sehingga kotoran tidak bisa keluar.
Operasi dilakukan di Rumah Sakit Dr. Soedono Madiun dengan membuatkan saluran baru. Sampai sekarang kami sudah kehabisan biaya untuk kontrol dan berobat. Balita malang dan perlu bantuan dari para dermawan, sejak kelahiran tidak didampingi ayahnya karena merantau ke Sumatra dan hingga saat ini tidak bisa dihubungi. “Kami pasrah dengan keadaan ini, bapak bayi yang menikahi saya tidak bertanggung jawab pergi dari rumah tanpa meninggalkan pesan,” kenangnya.
Sementara yang membantu semua pengobatan ini orang tua Ria hanya bekerja sebagai buruh tani. "Kami belum tahu bagaimana setelah nanti usia satu tahun untuk mengembalikan bekas operasinya. Semoga ada yang terketuk hatinya membantu beban derita balita malang ini," harapnya trenyuh. (ars)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Derita Bayi dengan Anus Buatan"
Post a Comment