Proyek Gor Mastrip Kota Probolinggo 16,6 Milyar Amboradul
Posted in |
Probolinggo, SMN - Proyek pembangunan Gedung Olah Raga (GOR) Mastrip Kota Probolinggo, sejak awal tender proyek tersebut memang sudah bermasalah, dan sekarang terbukti dengan cara pengerjaan yang sangat amburadul atau tidak sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah yaitu sebesar 16 Milyar. Hal ini terbukti sekarang pada hari Senin (12/7) didatangi tim Laboratorium Forensik (Labfor) dari Polda Jatim, untuk melakukan olah TKP atas kejadian 3 korban pekerja proyek tersebut, yang sekarang masih dirawat di RSUD DR Sutomo Surabaya, dan di RSUD DR. Saleh Kota Probolinggo.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun SMN, hal itu terjadi saat para pekerja yang sebanyak 17 orang dari puluhan orang mengerjakan proyek itu, difokuskan untuk menaikkan rangka besi atap GOR seberat kira-kira 2 ton. Dan 17 orang pekerja diposisikan di tempat masing-masing. Yang terlihat janggal disini cara menaikkannya rangka besi tersebut tidak menggunakan alat berat atau katrol, namun hanya dipasang tiang besi semacam tower antenna radio yang ukuran besarnya kurang lebih 25 cm, dengan tinggi 16 m, dan di atasnya dipasang derek (treker) rantai yang ditarik oleh 2 orang. Karena rantainya tidak sampai ke tanah maka 2 orang pekerja tersebut naik ke tiang derek setinggi 6 m untuk menjangkau rantai agar bisa ditarik untuk menaikan rangka besi atap seberat 2 ton tersebut. Baru ditarik setengah meter dari tanah maka tiang derek tersebut patah dan roboh. Bersama kejadian tersebut 2 orang yang naik dan 1 orang yang di bawah tertimpa rangka besi tersebut. Kejadian tragis ini pada tanggal 08 Juli 2011 yang lalu sekitar pukul 15.30 wib, dan korban langsung dibawa ke RSUD Surabaya, dan RSUD Kota Probolinggo.
Menurut Kasat Reskrim Polres Kota Probolinggo AKP. Agus I Riyanto. SH. yang saat itu ikut mendampingi tim Labfor Mengatakan bahwa pihak Polresta belum bisa menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, masih menunggu hasil uji tim Labfor. Dan apakah kecelakaan tersebut ada unsur kelalaian apa tidak masih belum pasti.
Setelah kejadian tersebut banyak wartawan yang ingin meminta keterangan dari Direktur PT. Inneco. Agus Supaito, namun tidak ada di tempat dan seolah menghindari wartawan.
Banyak komentar disini tentang pembangunan proyek tersebut, baik dari masyarakat maupun kalangan LSM dan juga dari Tim Independen Probolinggo (TPI) yang banyak mengomentari masalah bahan bangunan, cara pengerjaan, dan masih banyak lagi. Dicontohkan juga oleh koordinator TPI bahwa mengenai bahan pasir untuk mengecor misalnya, ini yang digunakan sudah tidak sesuai dengan standar kualitas, juga cara pengecoran yang manual atau dengan dipadatkan oleh kayu yang dilakukan oleh tenaga manusia. Sehingga setelah papan pengapit cor-coran dibuka hasilnya tidak maksimal atau banyak lobang-lobang yang tidak terisi oleh bahan cor itu.
Koordinator TPI juga mengatakan proyek senilai tender 16,6 milyar dan dimenangkan oleh INNECO 15,6 milyar ini dari awal pelaksanaan tender sudah ada indikasi rekayasa dan disinyalir banyak kecurangan, maka inilah yang terjadi dikerjakan asal asalan, yang terakhir koordinator TPI mengatakan akan segera melaporkan Kekejaksaan tinggi, tentang pelaksanaan proyek tersebut, dan ditambahkan lagi oleh koordinator TPI “proyek besar senilai 16,6 milyar kok dikerjakan main main“.
Pada saat peletakan batu pertama proyek GOR tersebut, yang dilakukan oleh Wali Kota Probolinggo pada tanggal 14/03 yang lalu dan harus selesai 6 bulan (24/09) yang diharapkan oleh seluruh masyarakat kota probolinggo dapat menjadi IKON atau kebanggaan, kini banyak kalangan merasa kawatir dengan kwalitas gedung tersebut, lebih lebih banyak kalangan memprediksi tidak bisa selesai tepat waktunya. (edy)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Proyek Gor Mastrip Kota Probolinggo 16,6 Milyar Amboradul"
Post a Comment