Launching Pengembangan Kawasan Organik
Posted in |
Batu, SMN - Pengembangan kawasan organik melalui Program Batu 60 organik yang dicanangkan peemrintah Kota Batu, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Kehutanan, bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian serta memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat pengaruh penggunaan pupuk dari bahan kimia, beri data yang diperoleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, baru 6 Ha yang sudah organic. Untuk menuju pertanian yang organik, dibutuhkan waktu lima sampai 10 tahun.
Untuk mensukseskan pengembangan kawasan organic, Dinas Pendidikan dan Kehutanan Kota Batu Melaunching Pengembangan kawasan organic, didesa Torongrejo Kecamatan Junrejo pada hari Selasa. Kegiatan tersebut dibuka oleh Walikota Batu Edy Rumpoko, dihadiri oleh ketua DPRD Kota Batu, Muspida Kota Batu dan gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) dari masing-masing wilayah.
Dalam sambutannya, Edy Rumpoko mengatakan perlu adanya komitmen bersama untuk menuju pertanian yang berbasis organic, baik dari pemerintah, pejabat, pengusaha dan masyarakat umumnya. Kongkritnya yang harus kita pahami bersama adalah melihat langsung dan menyelesaikan permasalahan yang ada dan bukan hanya walikota atau pihak Pemkot tetapi masyarakat juga berkomitmen. Edy Rumpoko berharap agar program ini nantinya bisa mengurangi pemakaian pupuk kimia dan kembali ke organic seperti para petani terdahulu yang menggunakan pupuk organic.
Terkait permasalahan pasar yang menjadi keluhan para petani, Edy Rumpoko bahwa semua itu dikarenakan belum ada produk yang berkualitas yang mendukung, kalau pertanian tidak mempunyai manajemen dan komitmen maka tidak akan tercapai semua itu. Gapoktan, dalam hal ini harus kuat dan guyup tidak hanya bisa diatur oleh orang yang menyuruh dengan memberi imbalan, petani harus bisa menjadi petani yang mandiri.
Menyikapi hal tersebut para petani siap mendukung program walikota menuju sukses namun kalau program ini tidak didukung penuh oleh pemkot maka kembali petani yang akan rugi padahal untuk kualitas dari hasil panen tidak diragukan lagi, itu sudah dibuktikan di Lap. Pandaan dan Universitas Brawijaya, diharapkan program tersebut berkelanjutan dan terekomendasi. Serta ada koperasi yang bisa menampung hasil pertanian dan pemasaran.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu Ir. Sugeng mengatakan pengembangan kawasan organik ini nantinya akan didistribusikan ke seluruh wilayah Kota Batu yang meliputi 3 kecamatan, masing-masing Kecamatan Batu, Bumiaji, dan kecamatan Junrejo. Untuk diwilayah kecamatan Batu dilaksanakan di desa Sumberejo dengan komoditas cabe merah, tomat, sledri dan broccoli dengan luas lahan 7,5 Ha. Wilayah kecamatan Bumiaji dilaksanakan di desa Sumber Brantas dengan komoditas wortel, kentang, sawi putih dengan luas 6,5 Ha dan untuk wilayah kecamatan Junrejo dilaksanakan di desa Torongrejo dan desa pendem dengan komoditas bawang merah, bawang prey, brungkul, jagung manis dan padi, dengan luas lahan 9 Ha.
Dari masing-masing wilayah, Dinas pertaniaan dan kehutanan memberikan bantuan bibit sesuai dengan kebutuhan dimasing-masing wilayah. Hal ini dikarenakan hasil di masing-masing tempat memiliki produk pertanian yang berbeda. Seperti bantuan yang diberikan di desa Torongrejo bantuan untuk benih bawang merah sebanyak 5 ton, bawang prey 12 ton, brungkul 650 gram benih, dan jagung manis sebanyak 18 kg. melalui program ini Sugeng berharap bisa terus berkembang dan bisa menjadi usaha petik sayur, sehingga bisa meningkatkan perekonomian para petani dan masyarakat pada umumnya. (Jun/As)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Launching Pengembangan Kawasan Organik"
Post a Comment