Suara Media Nasional: Pemborosan Uang Negara di Polindes Lengkong Lor

Pemborosan Uang Negara di Polindes Lengkong Lor

Posted in |

Nganjuk, SMN - Tidak adanya upaya dari dinas kesehatan Kab.Nganjuk selama setahun lebih terhadap kondisi Polindes Lengkong Lor membuktikan lemahnya pengawasan dari Dinkes,padahal saat pembangunan ada pengawasan langsung dari Dinkes (Pptk :Imam )

Bangunan Polindes di desa Lengkong Lor Kecamatan Ngluyu mangkrak, walaupun baru direhab. Kondisi bubungan melesak, jendela dan pintu tidak bisa ditutup. Atap plafon jebol disana sini, tembok retak dari atas sampai bawah dibeberapa ruangan, MCK tidak bisa difungsikan karenan ada klosetnya tapi tidak ada septitanknya.

Peralatan medis bantuan pemerintah berserakan dan rusak walaupun belum pernah digunakan. Sejak gedung Polindes Lengkong Lor tersebut direhab tahun 2009 lalu dilanjutkan mendapat rehab lagi tahun 2010 hingga hari ini belum pernah diserahkan ke desa karena kondisinya belum jadi, ini terlihat dari besi-besi yang masih telanjang dan mencuat dari dinding bangunan. Walaupun hingga hari ini 19 Oktober 2011 belum jadi namun tidak ada tanda-tanda bahwa pembangunan tersebut akan dilanjut.

Menurut warga sekitar Polindes tersebut kondisinya dianggap membahayakan sehingga tidak berani digunakan, bahkan saat direhab tukangnya bilang kalau kayu yang digunakan adalah kayu Mede dan Mangga.

Jadi walaupun Polindes tersebut mendapat rehab 2 kali praktis bangunan tersebut tidak berguna.

Ketika hal tersebut dikonfirmasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk dijelaskan oleh Luhur Budi (Kabag Umum Dinkes), rehab Polindes Lengkong Lor Kecamatan Ngluyu tersebut dikerjakan oleh CV. Maestro. Anggaran tahun 2009 dengan pengawasan dari Imam Dinas Kesehatan, kalau ternyata keadaannya begitu Dinas tidak tahu karena tidak ada laporan.

Padahal menurut Kades Lengkong Lor, Sumadi bahwa sudah berkali-kali dilaporkan baik melalui petugas Puskesmas, Reses Dewan, dll namun tidak ada perhatian. Ibarat nasi sudah menjadi bubur bangunan Polindes tersebut walaupun baru direhab tetap tidak layak digunakan. Sungguh ironis disatu sisi pemerintah memprioritaskan pembangunan bidang kesehatan baik secara fisik maupun pelayanan medis, namun ada yang melaksanakan dengan asal-asalan. Lagi-lagi uang negara dihambur-hamburkan demi keuntungan pribadi lagi-lagi rakyat kecil yang dirugikan. (Jk/Rmb)