Suara Media Nasional

SAMPANG, SMN - Unjuk rasa tarjadi karena rasa kecewa masyarakat Kecamatan Sokobenah Kabupataen Sampang akan kinerja Mapolsek Sokobanah yang dinilai lambat dan menutup-nutupi penyebap kamatian St Komariyah pada tanggal 17 juni 2012 silam. Setelah masyarakat Sokobenah lama menunggu hasil yang di janjikan oleh Mapolsek Sokobenah takkunjung ada hasil dan kepastian,kemarahan masyarakat Sokobenah memuncak (27/8) masa yang berjumlah kurang lebih enam ratusa mendatangi Mapolsek Sokobenah.Karena kematian St.Komariyah tidak wajar seolah-olah di rekayasa dan ada oknum Polisi yang melindungi tersangka.

Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan antara hasil visum yang di keluarkan Mapolsek Sokobenah yang menyatakan St.Komariyah murni meninggal karna gantung diri, dengan hasil otopsi dari Polda Jatim yang menyatakan kematian St. komariyah banyak kejanggalan atau tidak wajar, untuk jenasah yang matinya gantung diri. Hal  ini di benarkan oleh tokoh masyarakat setempat,di wawancarai secara terpisah Ach Syaiful Islam mebenarkan keganjalan yang terjadi pada kematian St. Komariyah sepengatahuan masyarakat banyak unuk jenasah yang meniniggal akibat gantung diri sangatlah mudah cirri-ciriya taklain dalah lidah menjulur keluar,mata melotot dan bekas tali dileher sangat nampak tapi semua cirri-ciri ini tidak terdapat pada jenasah.

Tempat tumpuan tali untuk gantug diri tidak mungkin di jangkau seorang wanita, padahal sebelumnya Mapolsek Sokobenah menahan dua orang sebagai tersangka, dengan alasan kurang bukti maka kedua orang tersebut di bebaskan.Seluruh masyarakat Sokobenah menyakini bahwa St.Fatimah tidaklah gantung diri akan tetapi dia di bunuh lalu jenasahnya digatung. berbagai poster dan tulisan yang bertuliskan kecaman terhadap Mapolsek Sokobenah dan yelyel pengungkapan rasa tidak puas akan kinerja Mapolsek Sokobenah yang di anggap memperjual belikan nyawa manusia dan kebenaran.(why)