Kades Pakel Kec Watulimo Diduga Lakukan Pungli Prona 2012
Posted in |
TRENGGALEK, SMN - Proyek operasi nasional agraria (prona) di Kabupaten
Trenggalek untuk tahun 2012 terserap kurang lebih 3500 bidang yang tersebar di
12 desa. Prona merupakan program pemerintah (sertifikat gratis) yang sudah di
subsidi oleh Pemerintah termasuk pendataan, pengukuran, blanko sertifikat.
Tujuan pemerintah dengan adanya
program Prona untuk membantu msyarakat miskin, supaya masyarakat bisa mempunyai
bukti kepemilikan tanah yang sah. Salah satu desa yang mendapatkan Prona adalah
Desa Pakel Kec. Watulimo Kab. Trenggalek yang menerima 100 bidang dengan biaya
per bidang Rp. 350.000. sehingga di desa Pakel ini biaya Prona terkumpul 35
Juta. Yang menjadi pertanyaan masyarakat, “apakah untuk pembelian pathok dan
materai menghabiskan uang 35 juta, apakah biaya itu bisa terserap habis untuk
operasional, atau di korupsikah uang tersebut?”.
Pemohon Prona yang mengaku
bernama WTR saat dikonfirmasi Suara Media menjelaskan bahwa untuk Ketua Prona
langsung Kepala Desa dan dia juga menjelaskan bahwa ia ikut dua bidang tanah
dengan biaya 700 ribu dan dibayar langsung ke Kades. Jadi pak Lurah lah yang
menangani Prona ini, tuturnya.
Tidak itu saja, WTR juga
menyampaikan untuk pembuatan pathok juga di handel oleh keponakan Kades dengan
biaya 4 pathok 50 ribu. Jadi pak Kades itu juga Ketua Prona, Bendahara, dan
saya berharap Dinas terkait klarifikasi ke Desa Pakel terkait dugaan pungli
yang dilakukan oleh Kades kami, biar masyarakat tidak dibodohi dan program Pemerintah
yang masuk ke Pakel bisa transparan dan bisa dinikmati masyarakat miskin,
karena untuk uang 350 ribu, bagi masyarakat miskin harus jualan kambing. Yang
lebih heran lagi kenapa di desa lain biaya 200 ribu bisa cukup untuk pengurusan
Prona.
Kades Pakel, Parlin saat
dikonfirmasi Suara Media terkait biaya Prona menjelaskan 350 ribu per bidang
digunakan untuk pembelian pathok, materai dan konsumsi petugas ukur. Bersambung… (rud)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
September 15, 2018 at 8:37 PM
Sumbernya dari mana ya? Jangan asal fitnah