Suara Media Nasional: Tanah Khas Desa Wringin Agung Gambiran Terancam Melayang

Tanah Khas Desa Wringin Agung Gambiran Terancam Melayang

Posted in |

Banyuwangi, SMN - Sengketa tanah tak hanya terjadi di kalangan antar warga saja namun juga sering kita temukan sengketa tanah dengan pemerintah, kini terjadi di desa Wringin Agung kecamatan Gambiran Banyuwangi, tanah dengan petok No. 1266 persil No. 169 kelas D1, seluas 1.160 m², yang berada di depan swalayan Mitra Jajag yang diduga tanah khas desa Wringin Agung Yang juga bertetangga dengan desa Jajag yang juga pecahan dari desa Jajag terancam melayang ketangan salah seorang warga desa Jajag yang bernama RA. SRI REJEKI.

Dalam perkara tersebut pihak Sri Rejeki menggugat pemerintah desa Wringin Agung Gambiran melalui pengadilan negeri Banyuwangi karena merasa tanah seluas kurang lebih 1.160 m² tersebut masih menjadi hak keluarga maka pihaknya melakukan gugatan untuk memperjuangkan tanah tersebut yang notabene sekarang dikelola oleh desa Wringin Agung.

Dari perkara yang berlangsung cukup lama itu kini permasalahan tersebut di menangkan oleh pihak penggugat yakni Sri Rejeki yang ternasuk dalam keputusan pengadilan negeri kelas 1B Banyuwangi No. 98/pdt.G/2010/PN.BWI tanggal 23 Mei 2011 menerangkan bahwa tanah tersebut diatas adalah milik sah penggugat yakni Sri Rejeki berdasarkan kepemilikan petok di atas tersebut data kerawangan desa Jajag atas nama RA. SRI REJEKI.

Keluarga Sri Rejeki sendiri ketika suara media ingin konfirmasi tidak ada di tempat, lalu tim suara media melanjutkan penelusuran kepada kepela desa Wringin Agung yaitu MOH. S. HIDAYAT. SP untuk konfirmasi, dari hasil konfirmasi suara media dengan kepala desa Wringin Agung memaparkan bahwa memang benar telah terjadi persengketaan tanah tersebut dan dimenangkan oleh pihak penggugat namun dari pihak pemerintah sendiri khususnya pemerintah desa Wringi Agung telah mengajukan banding karena merasa kurang puas dan khususnya kepala desa Wringi Agung akan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk memprjuangkan hak-hak desa tersebut khususnya tanah khas desa yang disengketakan sekarang ini. Bahkan akan saya perjuangkan sampai tingkat kasasi kalu perlu mas, tutur kades. (hr)