Askes Ada Main Sistem Tender Proyek, Askes Bukan Milik Pemerintah

Askes Madiun
Madiun, SMN
Askes kota Madiun telah mendapatkan kucuran dana guna pembangunan gedung. Rencana pembangunannya melibatkan beberapa rekanan melalui sistem tender/ lelang yang mendaftarkan ada 10 rekanan, yang lolos administrasi dan ikut dalam lelang ada 8 rekanan, yang 2 rekanan gugur melalui beberapa test uji penilaian 30# HPS dan tes uji penilaian 70% tehnis.
Dari 8 rekanan yang lolos dalam penilaian 30% HPS dan penilaian 70% tehnis ada 3 rekanan antara lain : 1) Modern Makmur Mandiri, 2) Langgeng Anugerah, 3) Bayu Kahuripan. Dari ke-3 rekanan ini yang masih mengikuti tes uji penilaian 70% tehnis, yang melaksanakan test uji penilaian adalah panitia lelang. Namun dari beberapa panitia lelang (Staf Askes) ada yang bermain untuk memenangkan salah satu dari tiga rekanan tersebut, walau rekanan tersebut kurang layak/kurang baik dari rekanan yang lain. Untungnya beberapa LSM dan wartawan mencium gelagat yang tidak baik dalam penentuan pemenang tender pembangunan gedung Askes Kota Madiun.
Kami wartawan Suara Media Nasional mencari tahu untuk mengklarifikasi kebenaran permasalahan sistem lelang yang tidak fair ini. Dengan menelusuri satu per satu dari orang-orang yang terlibat ikut bermain dalam pengondisian memenangkan salah satu rekanan dan rekanan tersebut kurang layak / kurang baik dari rekanan yang lain.
Kami datangi beberapa orang panitia di Kota Madiun tidak bisa ketemu dengan berbagai alasan. Akhirnya kami kejar ke Surabaya ke Kantor Askes Propinsi Jatim untuk menemui Sdra. Aziz, tapi beliau masih rapat, tutur dari resepsionis, terus kami dipertemukan dengan Sdri. Lilik Kabag Humas Askes Propinsi. Alangkah terkejutnya kami mendengar penuturan Sdri. Lilik, dana pembangunan gedung Askes bukan dana dari pemerintah, tapi dana dari Askes sendiri. Jadi tidak boleh dikontrol atau diawasi oleh LSM dan wartawan. Apakah Askes bukan milik pemerintah? Terus Askes milik siapa? ”Milik BUMN,” kata Sdri. Lilik
BUMN milik siapa, apa bukan milik pemerintah? Berarti selama ini Sdri. Lilik tidak merasa bila digaji oleh pemerintah. Makanya sistem lelang pembangunan gedung Askes di Kota Madiun merasa bukan milik pemerintah. Jadi seenaknya dalam menentukan kebijakan. Bagaikan perusahaannya sendiri saja.
Karena dari Kabag Humas Askes Propinsi Jatim (Sdri. Lilik) tidak mendapatkan jawaban dan kejelasan pasti, kami tetap akan temui Sdr. Aziz yang tahu persis permasalahannya dalam sistem tender proyek tersebut.
Kami sudah berjam-jam menunggu mulai dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam.  Sdr. Aziz tidak juga muncul batang hidungnya, tidak mau temui kami dengan alasan masih ada rapat. Kami semakin curiga bahwa info yang kami terima tentang pengondisian sistem tender proyek gedung Askes Kota Madiun benar adanya akan dimenangkan salah satu rekanan yang sudah bekerjasama dengan orang dalam Askes dari pembentukan panitia lelang hanya buat kedok belaka atau memuluskan rencananya.
Begitu rapat selesai Sdri. Aziz juga tidak muncul/tidak mau temui kami. Ada seseorang menyapa kami, mau ketemu siapa?
Mau ketemu Sdr. Aziz atau Sdr. Edison jawab kami, saya Edison Direktur Askes Propinsi Jatim, ada perlu apa? Akhirnya kami menceritakan beberapa permasalahan dalam sistem tender proyek pembangunan kantor Askes Kota Madiun. Beliau berkilah tidak tahu menahu, yang tahu secara teknis Sdr. Aziz, tapi Sdr. Aziz walau dipanggil disuruh temui kami, tidak juga mau menemui. Akhirnya kami tidak mendapatkan jawaban/kejelasan pasti, kami akan selalu memantau terus proyek pembangunan kantor Askes tersebut sampai selesai. (Sy)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Askes Ada Main Sistem Tender Proyek, Askes Bukan Milik Pemerintah"


KLINIK KANG JANA

KLINIK KANG JANA